Ternyata bukan Bapak Tjiptadinata Effendi saja yang mempunyai masalah dalam menulis.
Masalah ini juga saya rasakan ketika menulis sebuah artikel di Kompasiana.
Entah kapan, namun pernah saya baca tulisan Kompasioner Bapak Tjiptadinata Effendi yang mengeluhkan tentang sedikitnya keterbacaan tulisan, yang beliau buat.
Hanya sampai, bahkan lebih sedikit dari 100 pembaca.
Entah dalam tujuan apapun. Menulis di Kompasiana tujuan utamanya adalah banyak viewer nya.
Dengan banyak pembaca, maka perhitungan K-Rewards juga akan semakin banyak.
Bagi yang memang tujuannya mendapatkan K-Rewards tentu sebelumnya harus mendapatkan label "highlight" dulu.
Karena aturan sebelum tahun baru 2022 memang hanya artikel yang berlabel saja yang dihitung K-Rewards nya. Apalagi menjadi Headline, dan menulis Topik Pilihan, ini yang diharapkan Kompasioner.
Menjadi Headline selain mendapatkan poin tersendiri, juga memungkinkan keterbacaan yang lebih banyak.
Namun Regulasi Baru yang diterbitkan menyebutkan yang tidak berlabel juga sekarang diperhitungkan K-Rewards nya.
Bagi yang hanya sekedar hobi, atau meluangkan waktu untuk menulis, sama saja ada keluhan terkait keterbacaan yang sedikit, hanya berkisar 100 pembaca.