Dinukil dari sebuah media, ada berbagai manfaat yang dapat dipetik dari aktivitas menulis yang biasa dilakukan oleh seorang penulis.
Media itu menyebutkan menulis bisa meningkatkan daya ingat, memperbaiki mood yang buruk, curhat, meredakan stres.Â
Menulis juga dapat membuat seseorang dapat tidur nyenyak.
Seperti menulis di Kompasiana, sejatinya kita dapat menulis berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan hasrat kita.
Kompasiana sudah membagi-bagi ruang berbagai topik. Dari Politik, Humaniora, Gaya Hidup, Olahraga, Teknologi, dan sebagainya sebagaimana telah kita ketahui bersama.
Dan inilah kesempatan kita untuk menuangkan kreativitas di bidang yang kita sukai.
Menariknya, Kompasiana akan memberikan label "pilihan" kepada tulisan yang memang menarik untuk dibaca.
Terlebih jika itu menjadi artikel utama.
Namun sayang, artikel yang dibuat terkadang juga hanya putih saja, alias tidak diberikan label oleh editor Kompasiana.
Hambar jadinya.
Beruntung mereka yang bercentang biru ketimbang yang bercentang hijau.
Setiap artikel yang mereka tulis otomatis mendapatkan label. Gaya jadinya.
Selain itu setiap artikel yang berlabel dimasukkan dalam hitungan K-Rewards. Sebelum regulasi baru yang dikeluarkan Kompasiana awal tahun 2022 ini.
Yang berlabel maupun yang tidak berlabel sama-sama masuk dalam hitungan K-Rewards, Regulasi Baru K-Rewards 2022.
Tapi tentu saja yang berlabel lebih gaya.
Bagi mereka yang bercentang hijau, apakah ada keinginan mereka untuk menjadi biru?
Dalam kaleidoskop 2021, rubrik yang kamu sukai adalah olahraga.
Tapi menulis olahraga setiap hari ada jenuhnya juga. Jenuh karena setiap hari hanya menulis olahraga saja.
Ingin sekali menulis artikel di luar olahraga. Tapi masalahnya, menulis di Gaya Hidup dkk bagi saya lebih sulit untuk diberi label oleh editor. Ketimbang rubrik olahraga.
Jika dibandingkan, maka rubrik olahraga yang dibuat mendapatkan 70 persen label secara keseluruhan. Sedangkan di Gaya Hidup dkk (diluar olahraga) hanya sekitar 40 persen saja dari keseluruhan.
Persentase itu hanya ibarat saja.
Jadi ada rasa malas untuk membuatnya, karena merasa tidak dihargai.
Apakah Anda yang centang hijau merasa seperti yang saya alami?
Bosan dengan artikel satu rubrik saja. Ingin sekali beralih menulis rubrik yang lain?
Andai saja centang biru, maka tentunya ada semangat bagi penulis untuk membuat artikel di rubrik manapun. Berkreasi.
Materi yang kita punyai di rubrik yang bukan rutinitas kita juga lebih sedikit. Jadi lebih sulit.
Berlabel juga akan memungkinkan artikel kita dibaca lebih banyak pembaca karena dibagikan ke media sosial Facebook dan Twitter.
Apalagi menjadi artikel utama. Orang akan bertanya-tanya ada apa?
Dibaca banyak orang, tentu akan membuat si penulis berbesar hati dan bangga.
Namun itu tidak berarti sama sekali keterbacaan artikel berlabel akan otomatis dibaca banyak orang. Cuma tentu lebih menarik perhatian.
Dalam hal ini centang hijau boleh iri kepada centang biru.
Bukan semata-mata hanya untuk mengejar K-Rewards, tapi hanya untuk hobi atau curhat (bagaimana pun caranya), tulisan yang dikasih label akan menyenangkan.
Artikel ini hanyalah sekedar curhat. Bosan nulis di rubrik yang itu-itu saja. Maunya juga di rubrik lain yang berlabel.
Barangkali artikel ini juga menjadi curhat kompasioner lainnya yang bernasib sama seperti saya.
Yuk, kita nulis aja tiap hari di Kompasiana.
Biar tulisan kita tidak dikasih label, karena tulisan kita tidak layak itu.
Asalkan jangan artikel sampah seperti seperti yang sedang trending di Kompasiana sekarang ini.
Saya dan Anda mungkin bingung sendiri, apa sih batasan artikel sampah itu?
Yuk, nulis lagi.
