Di Piala AFF 2020 ini Shin Tae-yong membawa 30 pemain yang hampir setengahnya berusia dibawah 23 tahun. Bahkan Timnas Indonesia menjadi nomor dua dengan rata-rata pemain yang berusia muda.
Ada pepatah anak muda kurang pengalaman ketimbang yang senior. Namun anak muda ini tampil begitu spartan. Ini justru jadi aspek yang positif dengan target tak gentar sedikitpun terhadap kekuatan lawan.
Ditopang fisik yang prima, anak-anak muda ini menjadi predator yang haus gelar. Shin Tae-yong bahkan tidak membawa nama-nama seperti Ilija Spasojevic yang top skorer Liga 1 BRI, atau Marc Klok.
Shin Tae-yong nampaknya berpikir juga tentang masa depan untuk setidaknya menambah jam terbang, anak-anak muda yang memiliki kekuatan fisik yang lebih baik.
Shin Tae-yong juga memiliki nama-nama yang menjadi kedalaman skuat. Dalam hal ini pria yang "disingkat" STY itu tidak memiliki target man sebagai juru gedor utama.
Dari empat striker, hanya Dedik Setiawan yang merupakan striker murni.
Coba perhatikan. Dari 18 gol yang diciptakan Timnas Indonesia sebelum kick off Piala AFF 2020 ini, 16 di antaranya diciptakan oleh lini kedua. Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman, dan Evan Dimas Darmono.
Di lini belakang, Shin Tae-yong punya banyak pilihan mulai dari Rizki Dwi Febrianto, Alfeanda Dewangga, Victor Igbonefo, atau pemain Ipswich Town Elkan Baggott.
Jangan lupa masih ada nama-nama seperti Rahmat Irianto, Ryuji Utomo, atau Fachrudin Ariyanto.
Shin Tae-yong juga terbukti cerdas dalam menerapkan taktik pada setiap laga yang dilakoni. Mulai dari 4-4-1-1, 4-1-4-1, atau 4-4-2.
Bahkan STY tak ragu menggunakan skema 5 bek berhadapan dengan tim yang dianggap lebih berbahaya.