Kendati memang jarak yang ditempuh dalam jalur itu nantinya hanya sekitar 35-40 menit saja, namun terminal terakhirnya tidak sampai ke dalam Kota Bandung.
Sehingga dengan demikian masih diperlukan lagi transportasi lainnya untuk mencapai ke dalam ibukota Jawa Barat itu.
Stasiun terakhir kereta itu hanya sampai di Kabupaten Bandung, tepatnya di Stasiun Tegal Luar, Bojongsoang.
Belakangan stasiun pemberhentian terakhir itu ditambah lagi sampai Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Namun menurut Djoko tetap saja itu belum sampai di tengah Kota Bandung. Para penumpang harus menggunakan transportasi lain untuk ke tengah Kota.
Djoko juga menambahkan sampai saat ini belum ada alat transportasi publik yang cepat bisa mengantarkan penumpang dari stasiun terakhir itu sampai ke tengah Kota.
"Proyek yang nanggung. Stasiun terakhirnya berada di pinggiran," kata Djoko, Senin (11/10/2021).
Djoko membandingkan dengan kereta reguler Argo Parahyangan. Walau ditempuh dalam waktu tiga jam dari Jakarta, namun stasiun terakhir nya berada di tengah kota.
"Tiketnya pun jauh lebih murah, membangun jangan setengah-setengah" tambah Djoko.
Patut diketahui, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung itu mempunyai empat stasiun pemberhentian, mulai dari Halim, Karawang, Wallini, dan Padalarang.
Proses proyek ini beberapa waktu lalu sempat terhenti terkait pembebasan lahan dan adanya kebakaran pipa minyak milik Pertamina di Cimahi.