Namun menurut Nina. Setelah di Kawali, pusat pemerintahan (ibukota) juga pernah di Saunggalah (Kuningan sekarang), lalu pindah lagi ke Kawali.
Bahkan ketika Kerajaan Sunda ini bernama Pajajaran, ibukotanya berpindah lagi ke Pakuan (Bogor sekarang).
"Itulah sebabnya sangat sedikit ditemukan candi di Sunda, karena Raja yang menjadi kepala pemerintahan tidak sempat untuk menitahkan membuat candi," kata Nina.
Hanya Candi Cangkuang yang berlokasi di Garut satu-satunya candi Hindu yang ditemukan di Jawa Barat.
Dan Pakuan Pajajaran merupakan ibukota terakhir Kerajaan Sunda ini sebelum runtuh pada tahun 1579.
Kata "Pakuan" ini berasal dari kata "paku". Yang berarti pusat segala sesuatu (mikro kosmos).
Jika di jaman sekarang ini kita menemukan berita seperti "Beijing bersitegang dengan Washington". Maka istilah politik itu menunjukkan jika yang dimaksud adalah negara Cina bersitegang dengan Amerika Serikat.
Hal serupa terjadi pada masa Kerajaan Sunda yang bernafaskan Hindu itu, mereka juga menyebutkan "Pakuan" yang merujuk kepada Kerajaan Pajajaran secara keseluruhan.
Pakuan yang sekarang adalah Kabupaten/Kotamadya Bogor. Dikatakan oleh Tome Pires, seorang penjelajah bangsa Portugis, letak Dayeuh (bahasa Sunda) ini dengan "dua hari perjalanan dari Sunda Kelapa".
Tome pada abad ke 16 mengumpulkan sejumlah catatan tentang wilayah Sunda ini dan disatukan dalam sebuah catatan yang diberi judul "Suma Oriental". Catatan kuno ini masih tersimpan di Eropa.
Seperti Tome Pires, VOC juga menyebutkan ibukota Pajajaran itu dengan "dua hari perjalanan dari benteng VOC". Benteng VOC pada saat itu ada di Ciliwung.