"Sesuai hukum ekonomi. Barang tidak ada, permintaan banyak, ya harga naik. Jika barang banyak, permintaan turun. Ya, harga turun," kata Sonny.
Bagi Anda yang memang ingin sekali memiliki Brompton, maka Anda harus pandai-pandai mencuri kesempatan ini. Membelinya pada saat harga sedang terjun bebas.
Kondisi apa lagi yang akan menyebabkan harga akan kembali naik?Â
Dulu Brompton naik karena banyaknya permintaan. Seperti diketahui, pada awal tahun lalu, Indonesia dan dunia sedang dilanda wabah yang tidak diduga-duga sebelumnya yaitu Covid-19.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah klasterisasi penularan baru antara lain dengan melakukan sejumlah penutupan wilayah, himbauan untuk melakukan kegiatan di rumah saja, dan sebagainya.
Beberapa waktu kemudian, pemerintah mulai melonggarkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) itu dan memulai proses new normal.
Nah di saat seperti itulah, orang banyak mengincar sepeda lipat termasuk Brompton untuk memulai kehidupan baru sembari berolahraga.
Kondisi seperti inilah banyaknya permintaan sepeda lipat (Brompton), maka sepeda lipat menjadi booming. Yang menyebabkan harga naik meroket.
Tren penurunan sepeda lipat Brompton ini menurut CNBC mulai terjadi sejak pertengahan tahun ini. Dan saat ini harga sepeda buatan Inggris itu konon sudah mencapai titik yang terendah dari sebelumnya.
Eko juga menjelaskan tiap tahun biasanya ada barang baru sesuai production plan. Jika barang lama masih banyak karena tidak terjual. Maka barang lama itu harus segera dikurangi harganya sebagai upaya agar tidak over stock.
"Ya barang lama harus dikurangi harganya agar barang baru bisa masuk lagi," katanya.