Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Si Kecil Mengalami "Speech Delayed"?

14 September 2021   11:06 Diperbarui: 14 September 2021   11:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi mendapatkan MPASI (sehatq.com)

Atau pun ketika si kecil sudah mencapai usia yang lebih banyak, mereka diberi tayangan berlayar dengan bermain gadget. Itu juga menjadi penyebab speech delayed.

Tidak jarang karena saking sibuknya, orangtua membiarkan saja anaknya sendirian dengan tidak diajak berkomunikasi. Itu juga menjadi salah satu penyebab anak mengalami speech delayed.

Dalam tumbuh kembang bayi, si kecil umumnya sudah dapat menirukan suara-suara yang didengarkannya pada usianya yang 6,5 bulan. Anda akan merasa berbahagia, karena pada usianya itu, Anda mulai mendengar kosa kata pertama yang keluar dari sang buah hati. Misalnya, "a", "i", atau "u".

Selanjutnya jika Anda sering mengajak bayi "bercanda" dengan mengucapkan "ba" untuk permainan Ciluk Ba, maka Anda akan bisa mendengarkan buah hati Anda mengucapkan "ba", meniru apa yang Anda ucapkan.

Tahap selanjutnya sesudah itu si bayi sudah mulai belajar meraih sesuatu benda yang ada di dekatnya. 

Sesuai dengan tahap perkembangan motoriknya yang semakin membaik, maka dalam usia 6 bulan ini si bayi mulai ingin memegang makanan yang akan diberikan kepadanya dalam pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI).

Tahap selanjutnya si bayi mulai bisa mengumpulkan benda-benda yang ada di sekitarnya.

Memang dalam usia memasuki 6 bulan ini, maka si bayi mulai mendapatkan MPASI. Biarkan si kecil melatih kemampuan makannya sendiri di atas kursi bayi miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun