Pemerintah menetapkan bahasa Portugis dan bahasa Tetun (bahasa lokal setempat) sebagai bahasa nasional. Mereka mulai mempropagandakan agar bahasa Portugis yang sebelum diinvasi Indonesia digunakan, agar digunakan lagi.
Kendati demikian, timbul pertanyaan, apakah hingga kini Bahasa Indonesia masih digunakan di sana?
"Nasib" Bahasa Indonesia ini, kendati pemerintah mengkampanyekan penggunaan bahasa Portugis, namun Bahasa Indonesia ini hingga kini masih digunakan di SMA atau Perguruan Tinggi.
Pelajar SMA atau mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan kewajibannya, menggunakan Bahasa Indonesia dalam disertasi mereka, begitu pun dengan para pengajar dan dosen-dosen di Perguruan Tinggi.
Ada fakta yang diungkapkan oleh seorang jurnalis Timor Leste, Suzanna Cardoso, yang mengatakan kepada Reuters, bahwa banyak milenial didikan warisan pendudukan Indonesia ditolak menjadi pegawai negeri di pemerintahan, lantaran mereka tidak bisa berbahasa Portugis.
"Ini adalah salah satu bentuk diskriminasi yang dilakukan pemerintah," katanya.
Silvio, salah seorang warga Timor Leste mengungkapkan kepada kompas.com beberapa waktu lalu bahwa dia kerap masih menggunakan Bahasa Indonesia disamping bahasa lokal, Tetun.
Sedangkan seorang jurnalis TV Swasta di Timor Leste, Sergio, mengatakan dia sering menggunakan Bahasa Indonesia untuk menerangkan sesuatu.
"Bahasa Portugis sulit untuk dimengerti. Sedangkan bahasa Tetun terbatas penggunaannya," kata Sergio.
Sergio menjelaskan jika ada beberapa kata yang tidak dimengerti padanan nya, maka dia langsung menggunakan Bahasa Indonesia yang menurutnya lebih simpel.
Beberapa sumber juga menyebutkan warga Timor Leste yang hidup di bawah pengaruh pendudukan Indonesia masih bisa berbahasa Indonesia hingga kini kendati bukan sebagai bahasa resminya.