"Begitu dipromosikan dan tidak sesuai, pengunjung tidak akan mau kembali dan memberikan testimoni. Yang paling penting, kegiatan promosi harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sebab tanpa kesejahteraan, promosi apa pun akan mendapatkan pertentangan dan timbal balik yang buruk karena masyarakat tidak merasakan dampaknya secara langsung," terang Anas.
Bentuk promosi yang dinilai efektif dalam menggaet wisatawan adalah menggelar event kreatif bertajuk "Banyuwangi Festival" yang banyak mengandalkan kerja sama dengan dunia usaha alias private partnership. Setiap tahun digelar 53 event wisata berkelas, seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu.
Pemkab Banyuwangi mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain. Misal, Jember memiliki Fashion Carnival dan Banyuwangi punya Banyuwangi Ethno Carnival. Perbedaan kedua event ini yaitu Jember membawa tema dunia ke daerahnya, sedangkan Banyuwangi membawa tema lokal ke dunia.
Berdayakan Masyarakat
Dalam pengembangan wisata berkelanjutan berbasis lingkungan, Pemkab Banyuwangi melibatkan masyarakat lokal sesuai visi pariwisata berbasis masyarakat dengan mendorong keterlibatan komunitas setempat. Alhasil, bisnis kuliner, transportasi, dan UMKM ikut tumbuh signifikan.
"Pariwisata menjadi lokomotif pertumbuhan daerah di samping pertanian dan perikanan. Pariwisata sangat berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Angka kemiskinan di Banyuwangi menurun, sebelum tahun 2010 sebesar 20,09% dan sekarang hanya 9,25%. Pendapatan per kapita pun turut terdongkrak dari Rp 20,8 juta per kapita per tahun menjadi Rp 37,78 juta per kapita per tahun," beber Anas.
Perkembangan TIK juga dimanfaatkan Pemkab Banyuwangi untuk memperkuat daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yaitu dengan diluncurkannya "digital market place" www.banyuwangi-mall.com bagi pelaku UMKM Banyuwangi. Program yang menggandeng PT Bank Negara Indonesia ini menempatkan Banyuwangi sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang memfasilitasi penjualan produk UMKM-nya secara digital dan terintegrasi.
"Platform ini diharapkan bisa mendorong terwujudnya ekosistem digital bagi UMKM lokal, sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas," ujarnya.
Tak hanya sukses mengembangkan ekowisata di dalam negeri. Kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" ini pun mendapatkan pengakuan dari Organisasi Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) dengan meraih penghargaan UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola" di Madrid, Spanyol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H