Satu cara sederhana yang bisa dilakukan, kata Della, adalah dengan melihat reaksi pelaku saat kita melihatnya, apakah dia santai saja atau salah tingkah? Apakah dia gelagapan atau salah ucap? Dalam ilmu psikologi, "kecelakaan-kecelakaan kecil" biasanya dilakukan saat ada sesuatu yang disimpan seseorang.
Jika perselingkuhan sudah dapat dipastikan, bagaimana sikap terbaik sang saksi mata - menyampaikan pada si korban, atau diam saja?
"Keputusan yang diambil tergantung pada posisi kita terhadap si teman ini, karena itu akan menentukan motivasi. Biasanya, orang yang perhatiannya besar dipengaruhi oleh kedekatan. Semakin dekat dan perhatian, maka semakin ingin yang terbaik untuknya karena kita sayang, sehingga harus dipikirkan cara terbaik menyampaikannya," saran Esther.
"Apalagi bagi pasangan yang sudah menikah, dimana risikonya lebih kompleks. Pahami bahwa dalam satu relasi romantis, tidak mungkin hanya satu pihak yang bermasalah sehingga memicu perselingkuhan. Kedua pihak punya kontribusi," tandas Esther.
"Masalahnya, ada yang sadar bahwa dia melakukan kesalahan dan ada yang tidak, atau porsi kesalahannya berbeda. Karena itu, cara terbaik adalah dengan tidak langsung bicara fakta, tapi gali dulu informasi seputar hubungan mereka saat ini bagaimana," papar Esther.
Menurutnya, tidak semua fakta harus disampaikan. Pilihlah mana yang tepat. Hal ini hanya bisa dilakukan saat motivasinya baik. Jika ingin hubungan teman bahagia, jangan berikan fakta yang justru membuatnya bingung. Pastikan apakah saat itu hatinya siap atau tidak diberi informasi yang mengejutkan.
"Jadi, disini ada pertimbangan etis, seperti: adakah hal positif dari informasi ini? Kalau tidak ada, apalagi kita belum yakin dengan fakta tersebut, maka sebaiknya ditunda," ujar Esther.
Della mengingatkan agar sebelum mengambil tindakan, kita mengenali lebih dulu tipe "korban", apakah dia akan senang kalau kita terbuka, atau sebaliknya, dia tidak siap? Sebab, ada juga orang yang sebenarnya sudah tahu tapi tidak mau mengakui karena terlalu mengasihani dirinya dan takut yang terburuk terbukti.
"Lakukan crosscheck dengan menanyakan pada sahabat tentang kesibukan suaminya saat itu, untuk mengklarifikasikan antara fakta yang didapat dan informasi dari 'korban'. Jangan reaktif dan langsung menyampaikan, padahal informasi yang didapat masih sangat minim," ujar Della.
"Butuh kedewasaan dan sejauh mana kita peduli. Kita harus memiliki sikap terbuka yang dilandasi kedekatan dan rasa tanggung jawab. Dibutuhkan pula energi, nyali dan kesanggupan menjalani peran ini," tegas Della.
Jika ternyata sikap diam yang dipilih, Esther mencatat dua alasan yang umumnya menjadi latar belakang. Pertama, Anda tipikal orang yang cenderung berpikir baru bicara. Diam bukan berarti tidak merespons, hanya saja pertimbangannya banyak dan lama. Kedua, diam yang berarti cuek, artinya tidak mau terlibat.