Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Konflik Rumah Tangga Berimbas pada Anak dan Pekerjaan

14 Agustus 2017   09:52 Diperbarui: 16 Agustus 2017   18:54 3008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: futuready.com

Sebuah konflik tidak bisa diminimalisasi begitu saja.

Oleh karena itu, apapun konfliknya, hubungan suami-istri haruslah kuat. Kalau sudah kuat, maka sehebat apapun konfliknya akan bisa diselesaikan dengan baik, bahkan memberikan hikmah dan pelajaran bagi keduanya.

Nah, untuk menguatkan hubungan, suami-istri perlu menyegarkan kembali cinta mereka. Misalnya, melalui momentum ulang tahun perkawinan. Jika ponsel butuh recharge, apalagi hubungan suami-istri.

Kita juga peka dan memahami apa yang tidak disukai pasangan. Misalnya, kita memiliki sikap boros. Mungkin, awalnya ini masih dibiarkan. Namun, lama kelamaan pasangan tentu jengah dan marah. Ini bentuk reaksi ketidaksetujuan yang harus dicermati.

Bisa jadi, masalah yang muncul lebih dari satu. Kalau sudah begini, tentukanlah mana yang harus diselesaikan lebih dulu. Munculkan beragam opsi alternatif yang lain bersama pasangan. Di tahapan ini, sebaiknya jangan dicampuri dulu dengan orang ketiga.

"Orangtua atau mertua baru boleh terlibat kalau diminta. Jika tidak, biarkan mereka menyelesaikan sendiri, karena mereka harus bertumbuh menjadi individu yang dewasa, yang mampu menyelesaikan masalah tanpa intervensi siapapun," tegas Esther.

Konflik yang mendewasakan adalah konflik yang solutif, dan bukan konflik yang "digantung" dan masing-masing pihak menyimpan perasaan luka. Akibatnya, ketika muncul konflik serupa atau pemicu lain, pasangan bisa "meledak" karena ternyata tumpukan emosinya belum selesai.

Agar konflik menjadi solutif, biasakanlah untuk berbicara dengan pasangan - apa masalah sebenarnya. Ingat, bukan untuk saling menyalahkan. Perdebatan adalah hal yang wajar, namun tetap harus saling memahami. Diskusi harus selalu dua arah.

Intinya, jika ada kesempatan untuk merumuskan apa masalah yang menjadi sumber konflik rumah tangga, selesaikanlah segera.

Ini Penyebab Keretakan Rumah Tangga

° Kurangnya kebersamaan, karena suami dan istri memiliki kesibukan kerja dan urusan masing-masing, sehingga jarang bisa meluangkan waktu bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun