Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dampak Negatif Kecanduan Video Gim

8 Agustus 2017   07:56 Diperbarui: 12 Agustus 2017   17:16 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa pun bisa mengalami kecanduan video games,baik anak-anak maupun orang dewasa.

"Anak usia 2-7 tahun, yang masih memiliki cara berpikir pra-operational,umumnya suka main video gamesuntuk relaksasi dan rekreasi. Saat anak semakin besar, ia semakin mampu memanipulasi alat permainan dan tujuan dari permainan menjadi sesuatu yang memberikan keuntungan lain," ujar Naomi.

Menurutnya, seseorang yang mengalami kecanduan terhadap gamesbiasanya ditandai dengan perubahan perilaku untuk mencapai kenikmatan atau rasa senang. Ini dapat terlihat dari jumlah waktu bermain yang semakin meningkat. Awalnya hanya 2 jam, sekarang menjadi 3 jam, dan seterusnya.

Perubahan ini sebenarnya disadari anak, tapi daya tarik untuk menikmati rasa senang tadi lebih kuat. Bila kebutuhan untuk memuaskan dorongan itu dihambat, yang timbul adalah perasaan gelisah dan tak nyaman sehingga mengganggu konsentrasi.

Pada akhirnya, anak bisa lebih memilih untuk mengabaikan tanggung jawab lain, seperti belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Adiksi semakin nyata bila pengabaian tanggung jawab itu sudah mempengaruhi pola hidupnya, seperti enggan mandi atau makan.

Salah satu dampak negatif kecanduan video gamesbisa ditinjau dari tugas perkembangan usia anak.

Menurut Indah, setiap tahap perkembangan akan berkorelasi dengan perkembangan otak anak. Karena itu, apabila ada tugas perkembangan yang tidak terpenuhi atau terlewati, hal tersebut dapat menyebabkan perkembangan syaraf dan motorik kurang sempurna.

Misalnya, usia prasekolah (3-6 tahun) adalah masa perkembangan motorik kasar, sehingga alangkah baiknya jika anak-anak dilibatkan pada banyak aktivitas yang melibatkan otot-otot besar kaki dan tangan. Jika mereka hanya duduk diam berjam-jam sambil bermain gadget,maka perkembangan motorik kasarnya tidak akan tercapai.

Sementara itu, untuk anak usia sekolah (7-12 tahun), tugas perkembangan utamanya adalah menjalin hubungan sosial yang baik, serta belajar berbagi dan bekerja sama dengan orang lain. Ini kebalikan dari main games di gadget,yang merupakan aktivitas individual.

Akibatnya, ini bisa menjadi pemicu anak mengembangkan sifat individualistis, meski hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Selain itu, dampak negatif dari kecanduan video gamespada anak adalah kerusakan indra penglihatan si kecil karena berjam-jam menatap layar.

Karena itulah, Indah menjelaskan, sejak anak masih sangat kecil, orangtua mesti sudah waspada. Mulailah batasi waktu untuk menggunakan gadget sejak anak lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun