Percikan kembang api yang begitu berwarna
Seakan menjadi lampu di tengah kegelapan
Luapan teriakan pun pecah di kesunyian kota
Mengapa begitu cepat waktu berlalu hingga tak terasa kaki telah melangkah ke depan gerbang pintu baru
Ingin rasanya tersenyum saat di sekelilingku banyak tawa
Tapi... enggan rasanya membuka mulut ini
Aku takut
Aku takut untuk membuka gerbang besar itu
Kubayangkan begitu banyaknya wajah-wajah yang membenciku
Tak tahan, Tuhan
Tapi... Aku yakin... Engkau selalu memberikan wajah-wajah yang terbaik untukku
Sekarang... Ingin kuteguhkan bahwa gerbang itu memang untukku diciptakan bagiku... dan dirancang indah bagiku
Akan kututup gerbang lamaku dan 'kan kudorong gerbang baruku dengan kuat agar terbuka dengan baik dan tertutup suatu saat nanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H