Penggunaan lensa kontak sebagai pengganti kacamata kini telah semakin umum dilakukan. Mulai dari kepraktisan, kenyamanan, hingga kecantikan menjadi alasan para pemakai lensa kontak tersebut. Mari kita telaah pro dan kontra pemakaian lensa kontak dari sudut pandang kesehatan mata. Seperti diungkapkan oleh Dr. Bangkit Damayanti, Sp.M, Tim Dokter Spesialis Mata Eka Hospital, BSD.
Apakah penggunaan lensa kontak dianjurkan oleh dokter mata?
Sebenarnya dokter mata menganjurkan untuk menghindari pemakaian lensa kontak. Alasannya, bagi mereka yang masih belia, pemeliharaan lensa kontak yang menuntut kebersihan dan kesterilan mungkin sulit untuk dilakukan. Sedangkan bagi mereka yang berusia dewasa, kondisi mata yang cenderung kering seiring bertambahnya usia, menyebabkan ketidaknyamanan saat menggunakan lensa kontak.
Penggunaan lensa kontak dianjurkan oleh dokter spesialis mata pada pasien dengan kondisi miopi yang cukup parah sehingga membutuhkan kacamata minus yang sangat tebal, menyebabkan objek terlihat kecil. Lensa kontak dapat membantu pasien tersebut untuk membuat objek terlihat lebih profesional.
Adakah cara untuk menyiasati ketidaknyamanan tersebut, ketika menggunakan lensa kontak?
Bagi mereka yang terbiasa menggunakan lensa kontak namun mulai merasakan ketidaknyamanan seiring bertambahnya usia, maka dianjurkan untuk memilih lensa kontak dengan jangka waktu pemakaian yang pendek, untuk kemudian diganti dengan lensa kontak baru.
Semakin pendek jangka waktu pemakaian, semakin baik karena permukaan mata dapat bernapas dengan bebas. Misalkan dengan menggunakan lensa kontak harian. Jadi kondisi lensa setiap hari benar-benar baik dan steril. Selain itu, dengan membatasi pemakaian, maka kemungkinan terjadinya iritasi dan luka pada bola mata pun dapat dikurangi.
Mengapa penggunaan kacamata lebih dianjurkan dibandingkan lensa kontak?
Lensa kontak yang banyak beredar di pasaran umumnya hanya memiliki ukuran kelipatan 1, mulai dari minus 1 hingga minus 8, tanpa silinder. Berbeda halnya dengan kacamata yang memiliki ukuran lebih presisi dengan kelipatan 0,25, seperti misalnya minus 1,25 atau minus 3,5. Hal tersebut menyebabkan pengguna lensa kontak harus berkompromi dengan memakai lensa kontak yang kurang tepat ukurannya. Selain penglihatan menjadi tidak optimal, dapat terjadi distorsi cahaya, terutama bagi mereka yang mengendarai mobil di malam hari.
Bagaimana dengan penggunaan lensa kontak untuk tujuan kosmetika atau kecantikan?
Perkembangan lensa kontak akhir-akhir ini semakin mengarah pada fungsi kosmetik, yaitu mempercantik penampilan pemakainya. Banyak corak dan warna lensa kontak yang ditawarkan agar mata terlihat lebih indah. Namun menggunakan lensa kontak hanya untuk tujuan kosmetik saja, seperti misalnya untuk menampilkan warna iris yang berbeda, atau memperbesar ukuran bagian hitam mata sangat disayangkan, karena sebenarnya risiko yang dihadapi cukup besar.
Lensa kontak digunakan melekat pada bola mata. Jadi ada risiko terjadinya gesekan pada bagian hitam mata ketika lensa diaplikasikan secara tidak berhati-hati. Selain itu, pemeliharaan lensa kontak yang tidak steril dapat menyebabkan timbulnya jamur. Akibatnya, penglihatan pun menjadi terganggu secara permanen.
Alternatif lain yang dianjurkan oleh dokter spesialis mata bagi pasien miopi yang membutuhkan alat bantu penglihatan namun enggan memakai kacamata adalah dengan melakukan lasik.
Menggunakan lensa kontak memang lebih nyaman bagi sebagian besar orang dibandingkan dengan kacamata. Namun risiko yang dihadapi pun tidak kecil. Pertimbangkan manfaat dan risiko tersebut untuk menghindari luka dan penurunan fungsi mata.
Perhatikan tips menggunakan lensa kontak dibawah ini
- Hindari penggunaan lensa kontak dalam jangka waktu lama, agar mata mendapatkan paparan oksigen yang cukup
- Lepaskan lensa kontak sebelum tidur sehingga mata dapat beristirahat
- Jadikan lensa kontak sebagai alat bantu penglihatan alternatif. Sedapat mungkin utamakan penggunaan kacamata dibandingkan lensa kontak
- Segera periksakan ke dokter spesialis mata apabila terjadi gatal, alergi, atau iritasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H