Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sahabat di Kantor, Untung atau Rugi?

1 Juli 2017   04:41 Diperbarui: 1 Juli 2017   09:24 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karyawan dituntut bersikap profesional di kantor, termasuk dalam berhubungan dengan rekan kerja. Berikut aturan berteman di kantor agar Anda mendapat manfaatnya.

Dalam kehidupan sosial umumnya manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain atau bahkan membentuk kelompok. Hal itu terjadi pula dalam dunia pekerjaan. Kebutuhan untuk berinteraksi dan menjalin hubungan dengan pihak internal kantor adalah mutlak. Itu merupakan salah satu cara karyawan berdaptasi dengan lingkungan kerja. Jadi sangat wajar bila seorang karyawan memiliki kedekatan dengan orang lain di tempat bekerja.

Tempat Berbagi

Beberapa orang berpikir bahwa persahabatan di kantor bisa menggangu profesionalisme karyawan, namun Novie Espiritu berpendapat lain. "Jika satu sama lain saling bersikap sportif, memiliki sahabat di tempat kerja mendatangkan banyak manfaat," ujar konsultan AAJ Executive Search itu.

Menurutnya setiap karyawan harus berusaha untuk mengasah diri agar berkepribadian terbuka dan berteman sebanyak-banyaknya dengan pihak lain. Manfaat utama pertemanan atau persahabatan itu adalah sebagai sarana saling berbagi pengalaman, ilmu, saran, dan kritik yang membangun. Dengan memiliki sahabat di kantor Anda mendiskusikan kesulitan dalam masalah pekerjaan.

Tentu akan lebih mudah buat Anda bila bisa meletakkan sedikit beban perasaan dan masalah pekerjaan pada sahabat di kantor. Apalagi sahabat mengetahui dengan jelas situasi yang Anda hadapi. Anda dan sahabat hendaknya juga dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan masing-masing. Sahabat yang baik akan memberikan masukan positif pada Anda.

Novie mengatakan bahwa persahabatan ideal adalah yang hubungannya seimbang. Bila salah satu memiliki kekurangan di satu bidang, sahabat yang lain justru unggul di aspek tersebut sehingga dapat saling melengkapi. Misalnya Anda ahli di bidang desain produk, sedangkan sahabat Anda piawai dalam hal pemasaran. Produk yang telah Anda desain dengan baik bisa sukses "dijual" kepada konsumen karena keahlian sahabat Anda soal pemasaran.

Memiliki sahabat di kantor juga dapat melebarkan jejaring sosial yang Anda bangun di kantor. Anda dan sahabat bisa saling berbagi kenalan bisnis. Pasti rekan bisnis sahabat Anda akan mempercayai Anda karena jaminan kedekatan Anda dengannya. Begitupun sebaliknya.

Novie mengingatkan, ada hal penting yang harus dijunjung dalam persahabatan di kantor. "Anda dan sahabat harus memiliki sikap sportif, mau mengakui keunggulan dan kelemahan masing-masing," jelasnya.

Perbedaan prestasi kerja adalah hal wajar. Semua tergantung usaha masing-masing. Jika Anda dan sahabat berusaha dengan maksimal, sangat mungkin karir Anda berdua berjalan beriringan. Kalaupun ternyata kenyataannya tidak demikian, Anda dan sahabat harus tetap saling dukung.

Persamaan Latar Belakang

Persahabatan di kantor tidak muncul begitu saja. Pasti terjadi proses perkenalan dan penyesuaian sehingga Anda dan sahabat merasa saling cocok. Selain itu, pasti ada kesamaan yang membuat Anda nyaman bersahabat dengannya.

Berikut adalah beberapa hal yang melatarbelakangi kedekatan seorang karyawan dengan rekan kerjanya:

  1. Kesamaan nilai, tujuan, dan kecocokan karakter. Bila punya tujuan karir yang serupa dengan seseorang, biasanya Anda akan merasa cocok dengannya. Misalnya Anda dan dia sama-sama ingin menjadi praktisi atau ahli di bidang tertentu. Anda berdua akan saling dukung untuk mencapai tujuan bersama itu. Selain itu, kecocokan karakter juga berpengaruh pada kualitas komunikasi yang terbangun.
  2. Satu almamater atau bidang ilmu. Orang yang berasal dari lembaga pendidikan yang sama biasanya memiliki kedekatan emosional dan psikologis yang dalam. Mereka memiliki banyak kesamaan sehingga karyawan baru cenderung mendekati rekan kerja yang berasal dari almamater yang sama. Kemungkinan lain adalah Anda dan dia bukan teman sekolah atau kuliah, tetapi mempelajari bidang yang sama. Dengan menekuni bidang yang sama, Anda bisa saling bertukar pikiran dan ilmu.
  3. Masa kerja. Anda akan merasa lebih dekat dengan seseorang bila masuk di tahun yang sama dan mengalami proses karir yang sama. Misalnya melakukan wawancara bersama-sama dan bergabung ke perusahaan di tahun yang sama. Sejak awal, Anda dan dia merasa senasib menunggu hasil wawancara itu.
  4. Bekerja dalam satu tim atau divisi. Dengan bekerja dalam satu timlah Anda mengetahui pasti kinerja dan karakter rekan kerja serta memastikan apakah Anda cocok menjadi sahabat sekaligus rekan kerja. Hal inilah yang sulit dicapai. Anda mungkin bisa bercanda seru di kantin, tapi Anda selalu berselisih membicarakan pekerjaan. Persahabatan seperti ini bisa menghancurkan karir.
  5. Kedekatan tempat tinggal. Karena bersama-sama dalam perjalanan menuju kantor atau pulang ke rumah, Anda memiliki waktu untuk saling berbagi dan menjadi dekat. Novie mengatakan ini sangat kecil pengaruhnya terhadap pekerjaan.

Patuhi Batasannya

Selain mendatangkan keuntungan, persahabatan sering kali menjadi penyebab rusaknya karir seseorang. Agar persahabatan di kantor tidak merusak profesionalisme, berikut batasannya:

  1. Batasan privasi. Walaupun bisa saling bertukar informasi, Anda tetap harus memberikan jarak untuk privasi pekerjaan Anda. Tidak semua informasi perusahaan bisa Anda bagi. Hal itu bisa menjadi bumerang. Salah satu informasi yang pantang dibagi kepada sahabat adalah jumlah gaji.
  2. Kecemburuan sosial. Anda dan sahabat harus berusaha menghindari timbulnya kecemburuan sosial, terutama soal prestasi dan perbedaan posisi. Bangunlah sikap sportif.
  3. Persaingan sehat. Bersainglah secara sehat dan jangan saling menjatuhkan. Jangan menghalalkan segala cara untuk menyamai posisi sahabat Anda.

Poin-poin di atas tak jarang hal itu membuat salah satu pihak memutuskan mundur dari perusahaan. Hal itu tentu sangat tidak profesional. Oleh karena itu, Novie berpesan, sebelum memilih sahabat, Anda harus benar-benar mempelajari karakter orang itu. "Seleksi pasti berlangsung dan sifat asli seseorang pasti terungkap," ujar Novie menutup pembicaraannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun