Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Geng" yang Tidak Selalu Berdampak Negatif

29 Juni 2017   06:23 Diperbarui: 30 Juni 2017   09:26 2346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cenderung Menjajah

Verauli menjelaskan bahwa umumnya sebuah geng mempunyai ketua geng. Pemimpin ini adalah orang yang paling berkuasa dan berpengaruh. Memang ada anak yang terlahir dengan jiwa pemimpin. Bakat kepemimpinannya itulah yang membuat anak-anak lain menurut dan tertarik padanya.

Anak yang memiliki karisma sebagai ketua geng umumnya bisa bergaul dengan baik. Mereka bisa membujuk dan mempengaruhi orang lain. Mereka juga sering mengatur perilaku anggota geng. Tak heran ia terlihat lebih dewasa daripada anak seusianya.

Geng pertemanan di sekolah memang memiliki kecenderungan untuk "menjajah" pihak lain di luar geng. Apalagi bila anak itu memiliki "gaya" yang bertolak belakang dari mereka. Mereka akan mengucilkan pihak itu karena dianggap aneh atau berbeda.

"Yang sebenarnya terjadi adalah mereka merasa khawatir ada kekuatan lain yang akan berkembang," jelas Verauli. Mereka juga sering "membidik" anak-anak yang punya kepribadian tertutup dan sering sendiri. Lewat anak yang lemah dan tidak bisa melawanlah mereka bisa memperlihatkan kekuasaan.

Geng Positif

Keberadaan geng sebenarnya tidak melulu berdampak negatif. Ada juga kok yang mendatangkan manfaat. Geng jenis ini adalah kelompok pertemanan yang bersifat terbuka. Mereka tidak eksklusif dan memperbolehkan siapapun bergabung dalam kelompok mereka.

Biasanya geng ini didasarkan hobi yang sama. Karena itu, semakin banyak teman yang bergabung, mereka merasa senang. Biasanya yang digunakan sebagai sarana tempat berinteraksi adalah kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

Selain itu, mereka juga memanfaatkan berbagai sanggar nonformal yang ada di masyarakat. Mereka biasanya melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat, seperti pentas seni, berbagai jenis lomba, dan lain-lain.

Pacu anak Anda bergabung dengan kelompok pertemanan jenis ini. Buah hati akan merasa memiliki kelompok, namun tetap bisa berprestasi dalam kegiatan positif. Sebagai orangtua, Anda pun tak perlu khawatir anak akan berulah di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun