Mohon tunggu...
RUDY WINOTO
RUDY WINOTO Mohon Tunggu... Wiarusaha -

NOBODY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Minoritas Ahok Mayoritas

16 April 2016   22:58 Diperbarui: 16 April 2016   23:06 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minoritas adalah kata-kata ampuh dalam menilai seseorang beradsarkan sudut pandang kepentingan masing masing penilainya. Sungguh celaka mereka dari kumpulan minoritas, dan sungguh bahagia mereka menagnggap dirinya mayoritas. Banyak kaum mayoritas merasa ahok adlah minoritas namun sejatinya mereka yang mengaku mayoritas adalah minoritas.

Minoritas sendiri menurut kamusdisebut dengan the minorities yang merupakan kumpulan atau kleompok marginal yaitu kelompok lemah karena kuantitasnya minim. Namun sebearnya minoritas dan mayoritas adlah sebuah paradoks

Benar apa yang dikatakan pengamat saat ini Ahok adlah minoritas bahkan ada yang mengatakan ahok 5 minoritas. Ada baiknya kalo kita nilai satu persatu 5 minorotas ahok menurut para hater dan pengamat nyeleneh :

1. China artiynya suku thiongwa adalah suku minoritas

Cara berfikir dan penilaian ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di indonesia karena kalo kita mengitari nusantara dari ujung paling barat dibaratnya sumatra dan ujung timur di pulau irian ternyata hampir diseluruh kecamatan ada suku thiogwha. sudah gitu mereka rata2 mayoritas survive, bahkan tidak sedikit suku lokal yang menggantungkan hidupnya pada suku yang dinilai minoritas. Kita nggak bisa bayangkan jika suku thiongwha seperti suku2 di indonesia dikumpulkan hanya pada suatu daerah bisa terjadi mereka bukan minoritas, atau kalo di audit hitungan jiwanya bisa jadi jumlah suku thiogwha ini nggak kalah jumlahnya dibanding dengan suku betawi, suku bali, suku minang ataupun jika dibandingkan dengan suku sunda.

2. Kafir artinya nggak perlu diartikan lagi entar jadi debatable

Sesungguhnya banyak mereka menuduh kopar kapir pada mereka yang tidak di sunat. Padahal kapir dan kopar itu di indoensia sudah bukan minoritas tapi mayoritas. Banyak sekali mereka menganggap bukan kapir tapi kelakuanya jauh banget dengan ajran Rasulullah dan justru meniru kelakuan fir'un, padahal fir'oun adlah mbahnya atau rajanya kapir. Mereka beranggap kapir itu adalah ketika di katepenya tercantum islam.

Tapi kalo kita keliling lapas di seluruh indonesia dan di cek katepenya mereka ini adalah manusia2 yang mengamalkan ajaran fir'oun bukan ajaran rasulullah. Belum lagi mereka2 yang di luar lapas mayoritas menjalankan ajaran fir'oun bukan ajaran rasulullah. Jadi sebenarnya mereka menggembar menggemborkan kopar kapir ternyata adlah mayoritas di indonesia. 

Sehingga istilah2 kapair kalo tidak di letakan pada konteks yang sebenarnya bisa terdistorsi yang akhirnya umat rasulullah sendiri jadi jengah melihat mereka teriak2 kapir dan setelahnya di tangkap polisi , ditangkap kpk dan masuk penjara. KArena kalo bukan kapir alias muslim tentunya nggak akam masuk hotel prodeo baik karena ketankap maen2 duit ataupun maen2 barang zinah alias harta dan wanita ( sorry yg wanita nggak perlu tersinggung karena emang wanita nggak boleh dipake mainan.)

3. Kasar, keras dan tegas artinya mereka yang menang sendiri diatas kemauan mayoritas

Ahok dikenal oleh para hater dan pengamat nasbung sangat keras, kasar dan tanpa belas kasihan. Ini point menarik dari coretan ini. Semakin memanasnya pilkada DKI media resmi dan media abal2 yang selalu cari sensasi selalu menampilkan tampilan seorang ahok yang dianggap bringas dan kasar. Namun kita tidak pernah melihat alur cerita kenapa seseorang menjadi keras dan beringas. Dan sudah mulai jadi anekdot saat kita mengurus perpanjangan SIUP harus bolak balik hingga 15 kali dan memakan waktu hingga 6 weeks hingga 8 weeks dan kita kesal yang akhirnya marah pada petugas maka petugas akn bilang " ah... bapak ini kasar dan nggak persaaan seperti AHOK". 

Bahkan saat kita punya anak buah yg udah kita peringatkan berkali2 dan kahirnya kita marahin dan di beri SP dan tetap bengal lalu kita pecat, katanya kelakuan kita itu sperti kelakuan AHOK tidak berperassaan.  Jadi kita sering tidak sadar saat kita keras, kasar dan beringas karena kita di lecehkan , di tipu dan dibohongi orang lain baik itu anak buah kita , teman kita atau sodara kita adlah sifat dasar manusia. Jadi jangan dikatakan prilaku tegas, kasar, tegas dan mungkin bringas termasuk keluar bahasa ragunan atau toilet hanya dimiliki oleh minoritas karena ini adlah manusiawi.  Dan yang baca ini serta yang menulis ini adlah manusia yg punya sifat dasar dari manusia.. artinya kita mayoritas seperti AHOK dan nggak perlu gundah.

 

silahkan menambahkan minoritas selanjutnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun