Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Mana Nalurimu

18 Agustus 2020   21:51 Diperbarui: 18 Agustus 2020   21:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ah...
Aku tidak percaya
Ternyata begitu teganya dirimu
Membiarkan dia melangkah sendiri
Tertatih-tatih menuju singgahsana bertahta
Yang seharusnya engkau ada diantara mereka berdua

Dimana nalurimu
Dimana kasih sayangmu
Rasa cinta sebagai seorang ibu
Yang merangkul hangat penuh kedamaian
Menghantar anak, menjadi saksi sejarah
Ketika duduk di depan penghulu

Benar-benar aku tidak mengerti
Hatimu sangat wangi sekali
Harumnya seharum Amorphophallus
Yang memenuhi ruang dan waktu
Bahkan tiada setitik cahaya
Menyinari langkahmu

Aku kecewa
Aku menyesal
Tapi,
Ya sudahlah
Semoga engkau menyadari
Bagaimana menjadi seorang ibu

Surabaya, 18 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun