pagi, merangkak sepi
sepertinya jari tak mampu menari
keliaran imaji seakan mati
tiada mampu merajut birahi
aksara hilang terhempas, lalu
sampai entah kapan akhir menunggu
di lapak luas rimbunnya ilalang aku terpaku
mencari dan mencari kaburlah yang di tuju
tersesat sudah lautan rasa
ke mana-mana tanpa arah yang tercerna
hingga kudiam antara pasrah dan tanya
bisakah ada kompas terbaca nyata?
Surabaya, 14 Juli 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!