Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Guruku Sayang

25 November 2019   08:58 Diperbarui: 25 November 2019   10:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu...

Tahun 80-90an

Tangan menjewer; kudiam

Penggaris melayang tetap diam

Tegak berdiri hormat pada Merah Putih

Bahkan berlari mengitari halaman sekolah

Dalam hati terus bergeming

Aku salah bu

Aku yang salah pak

Pun rasa malu tak pernah mengadu

Berkisah pada kedua orangtuaku

Karena sadar mereka telah menitipkannya

Agar menjadi yang baik meskipun tidak terbaik

Tapi (entah) mengapa

Jaman berkembang tak berakal

Guru menjadi santapan liar

Sebagian kecil murid-murid acuh tak acuh

Menendang dan mengadu domba

Bahkan dibuat bulan-bulanan wali murid

Yang tidak pernah mau meneliti kebenarannya

Selamat hari guru

Aku tetap akan menghormati

Sampai bumi bergoncang selalu sayangimu

Bagiku engkau adalah guru tanpa tanda jasa

Iklas membimbing tanpa secuil imbalan

I love you, my teacher

My prayers are always for you

Surabaya, 25.11.2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun