Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi

16 Mei 2019   06:18 Diperbarui: 16 Mei 2019   07:45 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi tak seperti biasanya

Hari ini terkatung~katung

Terdiam pasi

Sendirian

Yang di puja~puja

Penuh cinta kasih sayang

Tidak mau mendengar kata~kata

Celoteh mengumbar tetap harus pergi

Kalau terus bersamamu mas

Hidup makin runyam dan miskin, katanya

Aku mengelus dada

Seakan~akan tak percaya

Ucapan yang penuh emosi

Terilihat seperti bukan jatidirinya

Kini

Dengan iklas 

Rela melepas pergi

Mungkin sudah takdir

Kembali dalam dekapan sepi

Berdawai di kesunyian hati yang teriris~iris

**

Surabaya, 16 Mei 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun