Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tersesat dalam Kebutaan Mata Hati

14 Mei 2019   11:51 Diperbarui: 14 Mei 2019   11:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mulai rapuh

Jalan tertatih~tatih

Terseok~seok tak berdaya

Meratapi desahan~desahan luka

Cibiran orang~orang yang membenci

Aku memang angkuh

Bermain curang seribu cara

Menumpuk harta di kantong saku

Tidak peduli haram atau halal

Yang penting aku dapat uangnya

Dari waktu ke waktu

Hari~hari yang kian menjeratku

Dalam letih sekujur badan 

Menyadari perbuatan busukku

Dan di balik terali penyesalan

Ijinkan aku kembali fitrah

Melebur tiap~tiap  kesalahan 

Yang mungkin terampuni atau tidak

Aku pasrah

Berserah kepada~Nya

Semoga ada ruas jalan pengampunan

Ya Ilahi Ya Robby

Sepenggal bijak memang benar kata ibu

Menjadi mantan kekasih sakitnya hanya sesaat

Tapi, jika mantan koruptor akan membekas seumur hidup

**

Surabaya, 14 Mei 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun