Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pemulung

22 Oktober 2017   10:33 Diperbarui: 22 Oktober 2017   10:44 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

panas siang

keringat bercucuran

debu-debu melekat badan

baju lusuh tidak memghirau bau

ia berjalan

mengetuk pintu-pintu hati

tersentuh atau tidak, entahlah

apa yang kulihat itulah kenyataan

tempat pembuangan akhir

adalah ladang pencarian nafkah

pengisi perut keluarga hari ini dan esok

untuk bertahan dari kerasnya kehidupan

asal halal mereka lakukan

meski susah untuk menjalaninya

hanya doa bersimpuh selepas kerja

berikan kekuatan dalam hidupku, lirihnya

Surabaya, 22 Oktober 2017 l 10.00 wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun