setetes air mata mengalirtersimpan wajah dalam kenanganrindu merangkul erat di jantung kalbutak mampu kubertahan dari gejolaknya duh, kota Ngawipesonamu membayangi setiap waktutak nyenyak tidur dalam pembaringankuresah gelisah mengurung membakar jiwa di kursi pasi depan teras mertuaantara segelas kopi dan segelintir rokoksetengah tujuh malam berirama suara jangkrikdesah panjangku terasuki kerinduan kian mendalam ah, benar kata si mboksejauh mana kaki di kota laintak akan hilang tempat kita dilahirkanwalau hanya sejenak datanglah menabur doa Surabaya, 19 Juni 2017 l 13.53 wib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H