Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintih Perih di Lembayung Senja

4 Juni 2017   20:57 Diperbarui: 4 Juni 2017   21:25 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

terkurunglah jiwaku antara kemelut yang mengusikrenung sejenak bersandar pada langit menuju senjawalau tetes membasah kutahan dalam rintihanharuskah duri menancap sedalam ini, entah antara jari mata pena mencoba torehkan rasasebongkah kegalauan kian besar menggencet jiwaTuhan......ke ujung mana kaki berayun 'tuk mengadu semilir angin tak lagi bersahabatdaun-daun tiada melambaikan kesejukangetar batin semakin riuh menghembus resahbagai ombak menggulung perahu-perahu kecil pasrahku dibalik lembayung senja, kiniberayun menyisiri jalan bertuju pulangwalau sajian tak terampungkanoh, ampuni aku Ilahi Ya Robb Surabaya, 4 Juni 2017 l 20.55 wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun