Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berakhir Sudah Jalanmu, Kini

19 September 2016   23:53 Diperbarui: 20 September 2016   07:32 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Aku ingin tertawa sekencang-kencangnya

Bertepuk tangan atas kelihaianmu bersandiwara

Bermain di panggung yang bermahkota tahta

Hingga (entah) sampai kapan tontonan itu berakhir

 

Peran yang penuh kebohongan publik

Kata-katamu sangatlah mengecoh pendengarnya

Pengelabuhan sungguh sempurna di kursi pasi

Seakan-akan tiada jejak terlihat oleh kemiskinanku

 

Kenikmatan melenakan tugas pokok

Engkau meracik bait-bait di cawan berlumpur

Menghitamkan nama dengan kecerobohanmu

Bahkan tak menghiraukan kata-kata, jangan

 

Tapi sayangnya nasib menghendaki lain

Tuhan tak lagi memihak kelicikan itu

Dan doa jiwa-jiwa yang terlantarkan

Telah membuka aib hidupmu, lirihku

 

Surabaya, 19/09/2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun