Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telah Melupakan-Mu

23 Juni 2016   06:33 Diperbarui: 23 Juni 2016   07:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihatlah langit pagi ini

Nampak mendung bersemilir dingin

Pun matahari serasa enggan bersinar

Seakan menemani putaran waktu hari Rabu

 

Sedikit demi sedikit airmataNya menetes

Bumi dan dedaunan basahlah, kini

Semakin berat netra menahan kantuk

Hingga rebah di dipan bambu terbuai mimpi

 

Musim kemarau

Berlalu dan meninggalkanku

Mengandung lahirkan sepenggal tanya

Yang mungkin tak akan pernah memetik jawab

 

Dunia semakin rapuh keriput

Daratan, lautan pun angin sering bicara

Menggoncang hempaskan seisi jagad

Namun setitik sadar tak pernah ditemukan

 

Maafkan hamba Tuhan

Penghuni-penghuniMu yang telah lupa

Mengikari janji-janji dengan lumuran dosa

Ucapan kata saat dipertapaan kandungan ibu

 

Surabaya, 23 Juni 2016

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun