Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tembak Mati

12 Juni 2016   17:07 Diperbarui: 12 Juni 2016   17:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

kau keji

kau kejam

kau biadab

kau pembunuh

 

salah apakah kami

dosa apakah kami

melucuti adanya kami

membekab tanpa pengampunan

 

tembak mati saja

tak usah ada kasih

sebab ia tak punya naluri

rasa kemanusiaan pada sesama

 

andai hidup pajanglah di tengah kota

pamerkan sebagai tontonan gratis

tak usah dikurung dalam terali besi

bila perlu buang ditengah lautan samudera

 

ia tega kita pun harus tega

karena nyawa sering melayang

jangan berpikir panjang tentangnya

sekali maaf esok lusa pasti berulah, lagi

 

Surabaya, 12 Juni 2016

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun