menyempatkan berdiri sini
ditepi pembatasan lumpur lapindo
sekilas angan membuka kenangan
tragedi tenggelamnya perkampungan
Â
dalam diam ada rindu
kerinduan akan tawa dan canda
kebersamaan ketika bermain layang-layang
ke sekolah, berkumpul di masjid untuk mengaji
Â
semua hilang begitu saja
seperti angin tanpa hembusan
sunyi, berlahan-lahan terhempas
terpecah belah dalam jerit kepiluan mendalam
Â
lantas, di kaki langitNya tinta kuteteskan
antara tiga ratus kibaran bendera bekas
pada titik tujuh satu peringatan sepuluh tahun
tuntaskan persoalan jika belum terselesaikan
Â
Sidoarjo, 07 Juni 2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!