Dari 417 saham yang dikategorikan sebagai saham third liner (kapitalisasi pasar kurang dari 1 triliun) sebanyak 313 emiten atau sebagian besar merupakan saham perusahaan "gurem" dengan kapitalisasi pasar sekitar 100-500 milyar sehingga harganya mudah digerakkan oleh investor dengan modal besar atau market maker.
Berinvestasi di saham third liner dapat diibaratkan naik roll coaster karena pergerakan harga saham sangat liar, volatilitas tinggi dan sulit diprediksi sehingga sangat tidak disarankan bagi para pensiunan yang rata-rata sudah lanjut usia dan kemungkinan tidak kuat menghadapi perubahan yang ekstrem.
Setelah kita mengetahui saham yang akan kita beli, sebaiknya kita membeli lebih dari satu saham untuk mendistribusikan resiko yang mungkin terjadi. Hal ini sesuai dengan dogma lama "jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang" yang artinya jangan menggunakan semua uang kita untuk membeli hanya satu saham saja.
Kumpulan saham yang kita beli atau kita miliki dinamakan portofolio, dengan kata lain cara mengelola atau mengatur saham ini disebut dengan pengaturan portofolio.
Berapa idealnya jenis dan jumlah saham yang harus ada dalam portofolio kita agar menghasilkan keuntungan yang maksimal?
Idealnya 5-10 saham merupakan jumlah saham yang optimal dalam portofolio kita dengan mempertimbangkan pendistribusian resiko dan keterbatasan fokus kita untuk memonitor dan memperhatikan pergerakan harga setiap saham yang kita miliki.
Bila jumlah saham yang kita miliki terlalu sedikit maka resiko kerugian yang kita hadapi semakin besar, namun bila terlalu banyak saham yang kita kelola ada keterbatasan fokus atau perhatian untuk memonitor kondisi setiap saham sehingga secara keseluruhan hasilnya juga tidak maksimal.
Ada beberapa prinsip-prinsip dasar pengaturan portofolio yang harus kita perhatikan agar memberikan "return" yang maksimal sesuai dengan profil resiko yang kita miliki, yaitu:
- Keseimbangan antara saham big caps dan middle caps atau fast grower
Saham big caps atau saham kapal induk identik dengan saham yang memeberikan return tidak terlalu tinggi tetapi resiko kerugiannya sangat kecil sebaiknya dikombinasikan dengan saham yang dapat memberikan return tinggi meskipun resikonya juga tinggi.
Komposisi antara saham big caps dan second liner biasanya sekitar 20/80 sampai dengan 50/50 tergantung tingkat resiko yang dapat kita terima.
- Keseimbangan antara saham dari berbagai sektor / industri
Dalam membeli saham kita harus memperhatikan sektor apa saja yang sedang "manggung" agar return yang kita peroleh menjadi maksimal. Namun bisa jadi prediksi kita mengenai sektor yang sedang dan akan manggung ternyata salah.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mendistribusikan resiko tadi dengan tidak all out di satu sektor atau industri.
Idealnya ada 3-4 sektor yang kita masuki dan setiap sektor kita punya 2-3 saham dari perusahaan yang berbeda sehingga idealnya kita punya sekitar 6-10 saham yang berbeda dalam portofolio kita.
Demikian panduan teknis dalam memilih saham dan mengatur portofolio kita berdasarkan prinsip-prinsip yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan agar kita bisa terhindar dari resiko kerugian dan mendapatkan keuntungan yang maksimal dan konisten di pasar saham.
Catatan :
Bersambung... Pada bagian selanjutnya (bagian-5), kita akan membahas mengenai "money management" dan "persiapan psikologis" sebagai bekal penting dalam bertransaksi di pasar saham.