Saham Sampoerna dan Gudang Garam terus turun karena terbebani oleh biaya cukai yang sangat besar dan tiap tahun naik sebagai dampak dari kebijakan pemerintah untuk membatasi jumlah perokok di tanah air.
Saham-saham jenis ini disebut sebagai saham "Dead Star", karena sebelumnya mereka memang pemain utama (bintang) Â pada industrinya namun mereka tidak dapat mempertahankan kinerja yang tinggi, baik karena dampak kebijakan pemerintah maupun karena persaingan bisnis yang semakin ketat
Dalam dunia pasar saham yang dikenal dengan jargon "High risk high return", saham-saham big caps ini umumnya menawarkan low risk low return.
Pilihan saham selanjutnya untuk dibeli adalah saham lapis kedua atau second liner. Perusahaan yang masuk kategori ini adalah perusahaan menengah dan beberapa diantaranya mungkin sedang bertumbuh untuk menjadi saham big caps.
Berinvestasi pada saham second liner menjanjikan keuntungan yang cukup besar dibanding saham big caps meskipun resikonya juga sebanding namun masih terbilang aman dibanding saham third liner.
Jadi saham second liner ini dari sisi risk dan return cocok bagi investor tipe moderat yang menginginkan gain atau profit lebih besar dengan resiko yang lebih terukur dan terkendali.
Bagi para pensiunan yang masih menyukai tantangan saham jenis ini dapat menjadi saham pilihan, namum bagi yang menyukai main aman maka saham big caps dapat menjadi pilihan terbaik mereka. Tiap-tiap orang memiliki preferensi yang berbeda tergantung profil resiko masing-masing.
Sebenarnya tidak ada penggolongan secara resmi oleh BEI untuk saham-saham yang masuk kategori second liner ini. Kriteria yang umum untuk saham second liner adalah kapitalisasi pasarnya berkisar 1-10 triliun rupiah. Diatas 10 triliun rupiah dikategorikan sebagai saham big caps dan dibawah 1 triliun rupiah dikategorikan sebagai saham third liner.
Karena nilai pasar atau market cap perusahaan bisa berubah-ubah seiring waktu maka sebuah perusahaan kadang masuk second liner kadang bisa juga masuk kategori big caps atau bahkan third liner.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) di bulan Mei 2023 jumlah emiten di pasar saham total ada 863 emiten, dari jumlah tersebut yang termasuk big caps (kapitalisasi pasar lebih besar dari 10 triliun) sebanyak 122 perusahaan, second liner (market cap 1 -- 10 triliun) sebanyak 324 perusahaan dan sisanya sebanyak 417 perusahaan dikategorikan sebagai third liner.