Dalam kondisi tersebut mereka yang bertahan biasanya karena tidak ada pilihan lain atau menjadikan pekerjaan tersebut sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Mereka yang tidak tahan kondisi tersebut akan keluar atau mengundurkan diri dengan sendirinya.
Kondisi dunia kerja yang "kejam" seperti di atas tentu akan menyuburkan perilaku negatif seperti "penjilat", pemfitnah, sikut-sikutan, makan teman, dan berbagai karakter buruk lainnya.
Tentu saja tidak semua perusahaan kecil atau perusahaan keluarga yang seperti contoh di atas, masih ada yang kondisi kerjanya sehat, manusiawi bahkan menyenangkan dan membuat betah bekerja. Namun yang bagus ini tentunya jumlahnya tidak banyak dibanding yang kurang bagus.
Bagaimana dengan perusahaan besar semisal perusahaan yang sudah go public, perusahaan multi nasional atau BUMN, termasuk lembaga/instansi negara?
Perusahaan besar biasanya mempunyai Human Resources (HR) system yang baik dan sudah teruji dalam meminimalkan efek-efek negatif seperti di atas.
Mereka biasanya mengacu pada undang-undang perlindungan buruh, Hak Azasi Manusia dan kode etik yang berlaku secara universal untuk melindungi karyawan agar tidak dieksploitasi secara berlebihan oleh pemberi kerja.
Meskipun demikian persaingan untuk memperebutkan pangkat atau jabatan yang lebih tinggi terkadang juga dibumbui dengan intrik, saling jegal, dan sikut-sikutan yang tak kalah seru dan kejam dibanding perusahaan gurem.
Namun berbeda dengan perusahaan gurem, persaingan yang terjadi di sini dibungkus dengan perilaku yang lebih sopan, tidak terang-terangan dan terkadang dengan berbagai skenario yang halus atau bahkan fitnah untuk menyingkirkan pesaing dan memuluskan jalan menuju puncak.
Hampir di semua perusahaan persaingan yang sengit dalam memperebutkan posisi yang lebih tinggi tidak bisa terelakkan lagi. Struktur organisasi dalam setiap perusahaan berbentuk piramida dan artinya semakin tinggi posisi semakin sedikit orangnya memicu terjadinya kompetisi yang ketat.
Jadi di manapun kita bekerja, baik di perusahaan kecil, perusahaan keluarga sampai perusahaan kelas dunia tidak menutup kemungkinan kita menemui atau mengalami kejamnya dunia kerja dengan kadar dan bentuk yang berbeda-beda.
Jadi apa yang harus kita lakukan bila menghadapi kondisi dunia yang kejam?