Trik ini didasarkan pada cara kerja otak manusia yang secara sistematis akan mengambil informasi yang pertama diperoleh sebagai acuan atau jangkar (anchor) dalam membuat keputusan selanjutnya.
Penerapan trik ini juga sering dilakukan dalam penetapan harga, bila ada sebuah barang harganya 2 juta rupiah maka penjual akan menetapkan harganya menjadi 1.9 juta rupiah, meskipun lebih rendah 100 ribu rupiah namun efeknya dalam menarik pembeli akan berlipat ganda.
Calon pembeli akan terpaku pada digit di depan dalam menginterpretasikan apakah harga tersebut mahal atau murah, sehingga digit paling depan ini sangat menentukan keputusan calon pembeli untuk membeli atau tidak.
Pada prinsipnya konsumen akan bersedia membeli apabila nilai yang didapatkan melebihi harga yang dibayar. Prinsip ini sangat dipahami oleh penjual sehingga mereka berusaha membuat pembeli seolah-olah telah mendapatkan harga yang paling rendah untuk sebuah manfaat atau nilai dari barang yang mereka beli.
Kesimpulan
Seringkali sebagai konsumen kita terkecoh, maunya ingin berhemat dengan membeli minuman ukuran kecil namun karena melihat harga minuman ukuran sedang dan besar hanya beda sedikit akhirnya kita membeli yang ukuran besar dengan pertimbangan yang besar lebih menguntungkan.
Demikian juga kita seringkali "terpaksa" Â membeli suatu barang karena "ancaman" dari penjual bahwa stok tinggal satu atau promo berakhir hari ini, padahal kita tidak terlalu membutuhkan barang tersebut dan ternyata minggu depannya barangnya ada lagi atau diskon lagi.
Dan terkadang kita juga membeli barang yang sebenarnya mahal tapi terasa murah karena informasi awal yang kita dapatkan dari penjual harga barang tersebut sebenarnya sangat mahal namun ada event diskon besar-besaran akhirnya harga turun tinggal 50% atau bahkan tinggal 20%.
Nah, bagaimana caranya agar kita tidak mudah terkena trik ini?
Sederhana saja tapi kadang sulit dilakukan: Identifikasi kebutuhan kita yang sebenarnya dan pisahkan antara kebutuhan dengan keinginan.
Dengan mengidentifikasi kebutuhan, kita bisa lebih terbuka melihat produk-produk lain yang sejenis dan melakukan analisa perbandingan secara sederhana mengenai untung dan ruginya. Kemudian bandingkan antara manfaat atau nilai yang kita dapatkan terhadap harga yang ditawarkan.