Ramadhan dan Idul Fitri telah usai, namun demikian momentum Ramadhan dan Lebaran tahun ini telah sukses mendongkrak perekonomian nasional terutama di daerah sampai ke desa-desa.
Geliat ekonomi selama Ramadhan dan Lebaran tahun ini tercermin dari perputaran uang tunai yang disediakan oleh Bank Indonesia yang mencapai Rp 202,7 triliun, jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun bahkan lebih besar dari tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 sebesar Rp 192 triliun.
Aliran uang dari kota ke seluruh pelosok wilayah Indonesia ini sebagian besar dibawa oleh para pemudik yang pulang ke daerah asal masing-masing. Dengan demikian geliat ekonomi ini sebagian besar dikontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga seperti makanan, pakaian dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Perputaran uang yang sangat besar ini mengalir hampir merata ke seluruh pelosok tanah air dan menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah-daerah sehingga menjadi momentum kebangkitan UMKM di daerah.
Setelah para pemudik kembali ke kota masing-masing maka geliat ekonomi yang digerakkan oleh konsumsi rumah tangga juga turun kembali ke kondisi semula. Ini artinya omzet UMKM berangsur juga turun seiring dengan kembalinya para pemudik ke kota.
Momentum atau geliat ekonomi ini ibarat pasokan darah baru bagi UMKM untuk bertumbuh dan mencapai titik aman untuk dapat terus berkembang. Oleh karena itu sangat penting untuk mempertahankan momentum ini agar tetap terjaga.
Satu-satunya cara untuk mempertahankan momentum ini adalah melalui inovasi. Inovasi adalah mesin pendorong utama pertumbuhan suatu organisasi dalam hal ini UMKM atau unit bisnis lainnya seperti perusahaan atau badan usaha baik yang berorientasi profit maupun non-profit.
Ada empat elemen utama dalam membangun inovasi yaitu sumber daya, infrastruktur, budaya dan proses. Keempat elemen tersebut sama pentingnya, inovasi tidak akan terjadi jika salah satu elemen ini dihilangkan.
Inovasi biasanya melibatkan perubahan model-bisnis (business model) dan teknologi, sehingga inovasi dapat dikatergorikan menjadi 4 jenis yaitu:
- Inovasi Disruptif: perubahan model-bisnis baru dan memaksimalkan teknologi yang ada
- Inovasi Radikal: memaksimalkan model-bisnis yang ada dan penggunaan teknologi baru
- Inovasi Struktural: perubahan model-bisnis baru dan penggunaan teknologi baru
- Inovasi Rutin: memaksimalkan model-bisnis yang ada dan teknologi yang ada
Dalam hal ini jenis inovasi yang paling sesuai untuk UMKM adalah inovasi rutin yaitu dengan memaksimalkan model-bisnis yang ada dan teknologi yang ada sesuai sumber daya yang tersedia pada UMKM.