Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Pemudik Pilih Naik Mobil Lawas daripada Naik Bus yang Nyaman dan Gratis (Tips Khusus Mudik dengan Mobil Lawas)

25 April 2022   19:23 Diperbarui: 25 April 2022   21:44 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari menjelang Lebaran seperti saat ini, salah satu berita favorit saya adalah perkembangan mudik dengan segala lika-likunya. Momen mudik bukan sekedar perjalanan pulang ke tempat asal kita, ada filosofi dan makna yang dalam dibalik semua itu.

Mudik tahun ini benar-benar membangkitkan romantisme mudik sebelum pandemi covid-19. Meskipun masih harus melalui prokes standar covid-19 bagi yang belum vaksin booster namun hal ini tidak menghalangi antusiasme masyarakat untuk mudik.

Istilah mudik memang hanya ada di Indonesia namun makna dan ritual atau prosesi mudik atau pulang kampung sifatnya universal. Dalam tiap budaya ada ritual atau tradisi untuk kembali ke tempat asal.

Sebagai contoh di negara tetangga kita, di Malaysia tradisi balik kampung ini bisa dilakukan tiga kali dalam setahun. Tradisi ini dirayakan pada saat hari raya Aidilfitri (Idul Fitri), Tahun Baru Cina (Imlek) dan Deepavali/Diwali.

Bahkan di negara maju seperti di Amerika Serikat, masyarakat di sana juga punya tradisi pulang kampung yang dilakukan pada saat perayaan Thanksgiving day.

Thanksgiving merupakan tradisi masyarakat di Amerika Serikat yang telah dewasa dan tinggal di tanah rantau untuk kembali ke kampung halaman demi berkumpul bersama keluarga besar untuk menguatkan kembali hubungan kekeluargaan serta menghangatkan cinta kasih diantara mereka.

Demikian juga di Cina, pada saat perayaan Tahun Baru Imlek warga Cina di perantauan akan pulang kampung untuk bertemu keluarga dan kerabat di kampung halaman.

Bahkan tradisi mudik tahunan saat imlek ini disebut juga sebagai migrasi manusia terbesar di dunia karena miliaran perjalanan selama libur imlek.

Tradisi pulang kampung ini disebut dengan Chunyun yang artinya "pergerakan musim semi" biasanya akan berlangsung selama 40 hari, antara bulan Februari sampai Maret, meskipun secara resmi libur nasional Tahun Baru Imlek hanya tujuh hari.

Di negara kita tercinta ini istilah mudik awalnya muncul ketika para perantau di Jakarta yang mayoritas berasal dari Jawa pulang ke tempat asal mereka saat libur Lebaran atau Idul Fitri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun