Dengan kemajuan teknologi digital saat ini bukan hal yang sulit untuk membuat foto palsu atau video palsu seperti contoh di atas.
Namun flexing bukan hanya mengenai foto atau video yang sudah direkayasa melainkan motivasi dibalik itu.
Seorang affiliator yang memamerkan mobil mewahnya, rumah mewahnya atau uangnya yang berkoper-koper semua itu nyata, memang milik mereka. Namun motivasi dibalik flexing itu yang penting.
Ternyata para affiliator ini berbohong atau menipu banyak orang dengan mengatakan bahwa semua kekayaan tersebut didapatkan dari hasil trading di penyedia aplikasi atau platform tertentu, padahal sebenarnya itu semua didapatkan dari perannya sebagai affiliator.
Flexing juga bisa digunakan sebagai alat atau marketing tool untuk membangun brand image atau untuk mengenalkan suatu produk kepada masyarakat luas.
Namun demikian flexing atau pamer ini bisa juga menjadi senjata makan tuan seperti yang dialami oleh Juragan99 alias Gilang Widya Pramana, pemilik produk kosmetik MS Glow.
Tidak tanggung-tanggung, baru-baru ini Juragan99 ini mengklaim omzet penjualan MS Glow menembus Rp 600 miliar per bulan atau bisa mencapai Rp 7,2 triliun dalam satu tahun.
Lebih lanjut Gilang sang Juragan99 menyatakan MS Glow merupakan skincare lokal yang penjualannya tertinggi di Tanah Air. Menurut Gilang saat ini MS Glow berhasil menjual 2 juta produk per bulan melalui marketplace.
Pamer atau flexing yang dilakukan Juragan99 ini sontak menuai beragam tanggapan dari masyarakat luas. Banyak orang tidak percaya dengan klaim omzet MS Glow yang bombastis mengalahkan produsen kosmetik yang telah mapan seperti PT Mustika Ratu Tbk dan PT Martha Tilaar Tbk.
Sebagai perbandingan omzet Martha Tilaar pada tahun 2020 "hanya" 24,75 miliar per bulan dan omzet Mustika Ratu pada tahun 2020 "hanya" 26,4 miliar per bulan, jauh dibawah omzet MS Glow sebesar 600 miliar per bulan yang notabene adalah pemain baru dibidang skincare.
Besarnya omzet MS Glow ini juga memantik perhatian Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo. Menurut Yustinus, dengan penghasilan tersebut, maka omzet setahun mencapai Rp 7,2 triliun. Dengan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% yang dipungut ke konsumen, maka MS Glow harus menyetorkan ke negara sebesar Rp 720 miliar.
