Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

GoTo Segera IPO, Sebuah Exit Strategy atau Tanda Berakhirnya Fenomena Bakar Uang?

20 Maret 2022   08:04 Diperbarui: 21 Maret 2022   06:41 3368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktifitas di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Sumber: dok Group GoTo via KOMPAS.com

Langkah korporasi yang dilakukan Bukalapak dengan melakukan IPO pada saat itu ditengarai sebagai sebuah "exit strategy" atau jalan keluar dari kondisi perusahaan yang masih terus merugi.

Setelah melakukan IPO, kinerja Bukalapak masih merugi sebesar 1,12 triliun pada periode 2021. Sementara itu GoTo pada periode 2021 diestimasikan juga masih merugi sekitar 15 triliun.

Harga saham Bukalapak setelah IPO juga terus mengalami penurunan. Pada saat IPO saham Bukalapak dilepas dengan harga Rp850 dan beberapa hari setelah IPO harga saham sempat melonjak sampai Rp1.110 namun setelah itu terus turun dan saat ini harganya hanya sekitar Rp270.

Dalam waktu sekitar 6 bulan setelah IPO harga saham Bukalapak telah turun menjadi sepertiga dari harga penawaran perdana. Fenomena ini semakin menguatkan dugaan bahwa langkah korporasi yang dilakukan Bukalapak adalah sebuah "exit strategy".

Sebenarnya perusahaan startup yang harga sahamnya terus menurun setelah IPO bukan hanya Bukalapak, perusahaan startup lain juga mengalami hal yang sama.

Sebagai contoh harga saham Grab, Didi global dan Rivian, perusahaan startup yang juga melakukan IPO di tahun 2021, harga sahamnya juga terus menurun.

Bahkan perusahaan startup yang sekarang telah menjadi perusahaan raksasa global seperti Facebook/Meta, Uber dan Alibaba juga mengalami penurunan harga saham beberapa saat setelah IPO namun setelah itu harganya terus naik jauh di atas harga IPO.

Bagaimana dengan harga saham GoTo nantinya? Apakah harganya akan turun setelah IPO sama seperti Bukalapak, Grab, Didi global dan Rivian? Dan kapan saham perusahaan-perusahaan startup ini akan mulai naik dan melewati harga IPO?

Mengacu pada fenomena yang dialami oleh Bukalapak dan perusahaan startup lainnya, kemungkinan besar GoTo juga akan mengalami hal yang sama. Harga sahamnya akan turun beberapa bulan atau beberapa tahun setelah IPO.

Bila demikian tentu tidak ada investor yang mau membeli saham GoTo pada saat IPO, para investor akan "wait and see" sampai harga saham mencapai titik terendah baru mereka akan mempertimbangkan untuk beli.

Untuk meyakinkan para investor bahwa mereka tidak akan rugi membeli saham perdana GoTo maka GoTo akan mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan harga saham melalui dua skema yaitu skema greenshoe option dan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun