Penipuan berkedok trading binary option semakin terkuak setelah salah satu affiliator aplikasi trading binary option, Indra Kesuma alias Indra Kenz ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus dugaan penipuan investasi trading binary option lewat aplikasi Binomo.
Selain Indra Kenz, affiliator Doni Salmanan juga telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penipuan investasi binary option dengan menggunakan platform Quotex. Dua orang ini dikenal sebagai crazy rich muda yang sukses berkat bermain trading meskipun kenyataannya mereka adalah affiliator.
Tentu saja kedua affiliator ini hanyalah fenomena puncak gunung es, dibawahnya ada affiliator-affiliator lain yang tidak se-terkenal mereka dan mungkin saat ini juga sudah ada yang bertobat atau memutusakan hubungan dengan penyedia aplikasi binary option karena tidak menutup kemungkinan mereka juga akan diselidiki oleh pihak berwajib.
Affiliator adalah orang yang bertugas mencari pelanggan baru aplikasi binary option. Mereka berusaha mempengaruhi dan meyakinkan orang-orang lain untuk melakukan trading atau membeli paket investasi agar sukses seperti mereka.
Affilator mendapat keuntungan dari persentase uang yang disetor anggota baru yang berhasil mereka dapatkan. Selain itu mereka juga mendapatkan bagian dari kerugian yang dialami oleh para anggota yang kalah trading.
Jumlah bagian yang didapatkan affiliator dari kerugian yang dialami oleh para anggota yang kalah trading berkisar antara 52.5% - 70%. Semakin banyak mereka mendapatkan anggota baru maka prosentase uang yang masuk dari total kerugian para anggota yang kalah trading semakin banyak.
Jadi bisa dikatakan affiliator ini benar-benar "menari di atas penderitaan orang lain". mereka mendapatkan uang dari kerugian yang diderita para anggota yang mereka rekrut sendiri. Bisa dibilang "anggota makan anggota".
Dan ironisnya lagi sebagian besar dari affiliator ini awalnya adalah trader yang bangkrut, mereka awalnya juga korban. Setelah bangkrut, mereka ditawari jadi affiliator dan mereka akan mencari keuntungan dari korban-korban baru.
Sebenarnya secara akal sehat, trading binary option ini jelas menabrak prinsip-prinsip investasi yang sudah teruji kebenarannya baik secara empiris maupun secara ilmiah. Namun kondisi ekonomi masyarakat yang sangat berat sebagai dampak pandemi covid-19 membuat akal sehat sedikit dikesampingkan demi bisa menemukan jalan keluar yang cepat dan menjanjikan.
Namun jalan keluar yang diimpikan tersebut hanyalah fatamorgana. Rayuan dan bujukan para affiliator dengan "bukti-bukti" yang meyakinkan serta sifat FOMO atau takut untuk melewatkan kesempatan emas yang datang sekali seumur hidup membuat fatamorgana seolah kenyataan.
Mendapatkan penghasilan dari main saham atau forex merupakan pendapatan pasif (passive income), karena tidak ada usaha yang dapat kita lakukan yang mempengaruhi proses tersebut.
Karena kita tidak melakukan apa-apa jadi imbalan atau return yang kita dapatkan semestinya lebih sedikit dibanding kalau kita usaha atau bisnis riil seperti bisnis kuliner atau produk lainnya.
Memang tidak selalu demikian, tapi bila bisnis riil imbalannya lebih kecil daripada investasi atau trading maka perekonomian secara keseluruhan akan mandeg, tidak ada yang mau produksi.
Menurut majalah Financial Times, disebutkan bahwa 99% dana ekuitas di Amerika Serikat yang dikelola oleh para manajer investasi dan investor aktif berkinerja buruk atau dibawah kinerja indeks saham gabungan S&P 500 selama sepuluh tahun sejak 2006.
Ini artinya hampir semua manager investasi yang aktif melakukan trading gagal untuk memberikan keuntungan yang konsisten sejak tahun 2006 sampai 2016. Bahkan dana ekuitas yang mereka kelola performanya dibawah benchmark atau indeks S&P 500.
Sebagai gambaran bila saat ini performa IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) berkisar 5%, maka seorang manajer invetasi atau investor aktif harus bisa mendapatkan imbal hasil diatas 5%, IHSG performance ini merupakan benchmark bagi kinerja mereka. Bila hasilnya lebih kecil maka mereka dianggap gagal.
Pemain saham secara umum dikategorikan sebagai trader atau sebagai investor. Sebagai trader mereka harus aktif memantau pergerakan harga saham dari waktu ke waktu untuk menentukan kapan buy, sell, hold atau cut-loss.
Sebaliknya sebagai investor sekali mereka memilih sebuah saham unggulan biasanya mereka akan pertahankan dalam jangka waktu yang panjang, bisa puluhan tahun. Mereka mengharap keuntungan atau imbalan dari pembagian deviden dan capital gain atau kenaikan harga saham, meskipun capital gain ini tidak bisa dinikmati kecuali saham dijual.
Sebagai trader, mereka bisa mendapatkan keuntungan jauh diatas kinerja IHSG, ada yang bisa mendapatkan kentungan berlipat-lipat namun sangat fluktuatif, bila rugi juga sangat besar, naik turun dengan tajam seperti naik roll coaster. High risk high return.
Bagi seorang trader, selain harus memiliki ketrampilan (skill) trading yang mumpuni  juga harus memiliki stamina fisik dan psikis yang prima. Meskipun semua variabel trading sudah diperhitungkan dengan teliti namun tetap saja ada faktor "X" atau probabilitas yang diluar kendali.
Meskipun kelihatannya bermain sebagai trader menjanjikan keuntungan besar namun secara jangka panjang sangat jarang ada seorang trader yang bisa bertahan atau bahkan menghasilkan keuntungan besar yang konsisten.
Di sisi lain, seorang investor saham mengharapkan keuntungan dari deviden yang dibagikan dari setiap lembar saham yang mereka miliki. Namun besaran deviden atau yield dari saham ini hanya berkisar 2%-3% per tahun, jauh dibawah bunga deposito.
Meskipun keuntungan dari deviden kecil namun mereka juga mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham atau capital gain yang besarnya tergantung dari popularitas dan prospek kedepannya. Namun tidak menutup kemungkinan harga saham terjun bebas sehingga capital gain juga negatif.
Kembali ke pertanyaan semula, berapa sebenarnya keuntungan atau pendapatan yang bisa didapatkan dari trading atau investasi di pasar modal yang paling maksimal namun tetap aman dan berkelanjutan atau konsisten ?
Sebagai acuan secara kasar, bagi seorang investor saham mereka bisa mendapatkan keuntungan sekitar 7%-13% per tahun dengan asumsi 2%-3% dari deviden dan 5%-10% dari kenaikan harga saham minimal sama dan maksimal dua kali lipat dibanding IHSG performance.
Perhitungan diatas adalah optimistic case, karena saham termasuk high risk high return maka bisa saja harga saham justru turun dan deviden lebih kecil dari sebelumnya. Namun demikian karena ini adalah passive income dan kita tidak perlu melakukan apa-apa maka angka imbal hasil diatas cukup adil.
Bagi seorang trader, besaran imbal hasil yang didapat sangat bervariasi. Ada yang bisa menghasilkan keuntungan 5%-10% dalam sehari ada yang cukup puas dengan 1% sehari. Bila kita asumsikan keuntungan 5% per hari bisa konsisten dan mereka bekerja 300 hari dalam setahun maka keuntungan yang didapat adalah 1500% per tahun atau 15 kali lipat.
Angka ini jauh diatas IHSG performance, sekitar 300 kali lipat kinerja indeks ISHG. Namun kenyataannya tidak ada yang demikian. Mungkin ada trader yang bisa mendapatkan gain bukan hanya 5% sehari tapi 10% atau bahkan 100% sehari, sayangnya mereka juga berpotensi mengalami kerugian yang sebanding pada hari yang lain.
Dengan resiko dan ketidakpastian yang tingg maka sebenarnya sangat tidak disarankan bagi para pemain saham baru dengan modal kecil untuk mengharapkan penghasilan utama dari hasil trading saham.
Sebagai contoh, seorang trader pemula dengan modal 1 juta rupiah, bila dalam sehari dia bisa mendapatkan keuntungan secara konsisten atau secara rata-rata sebesar 1%, maka per harinya dia mempunyai penghasilan rata-rata sebesar 10 ribu rupiah. Jumlah yang sangat kecil dan tidak bisa menutup kebutuhan sehari-hari.
Namun keuntungan sebesar 1% per hari secara konsisten akan menghasilkan setidaknya 300% setahun. Sebuah angka yang luar biasa besar bagi investor saham karena dalam setahun assetnya akan meningkat 3 kali lipat jauh diatas bunga bank dan juga jauh diatas "operating profit" perusahaan yang sedang tumbuh.
Jadi inilah paradoks pasar modal dari sudut pandang trader dan investor. Bagi trader mendapatkan keuntungan 1% dari trading saham sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena modalnya kecil.
Bagi seorang investor, keuntungan 1% perhari secara konsisten itu "too good to be true", secara akumulasi dalam setahun mereka akan mendapatkan gain paling sedikit 300%. Ini jumlah yang sangat besar dan tidak masuk akal. Para investor ini akan mengatakan bahwa impian trader yang ingin mendapatkan gain 1% per hari secara konsisten itu ibarat mimpi di siang bolong.
Dengan memahami dua sudut pandang yang berbeda, baik sebagai trader dan sebagai investor, kita akan lebih berhati-hati dan lebih bijaksana dalam menanggapi tawaran investasi atau trading dalam bentuk apapun.
Jadi kalau ada orang yang mengatakan bisa mendapatkan keuntungan 1% secara konsisten dari hasil trading, entah itu trading saham, forex atau lainnya, kemungkinan besar itu "too good to be true". Â Apalagi kalau mereka mengatakan bukan 1% per hari melainkan 5% atau 10% atau bahkan 50% per hari, sudah pasti itu sebuah fiksi yang lahir dari imajinasi tingkat tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H