Tempat ini juga merupakan tempat perhentian "wajib" bagi kami karena posisinya hampir di tengah-tengah antara Surabaya dan Banyuwangi.
Setelah istirahat secukupnya, kami melanjutkan perjalanan melewati kota kecil Besuki kemudian melewati pantai pasir putih, Situbondo, Asembagus sebelum memasuki kawasan cagar alam Taman Nasional Baluran.
Sepanjang jalan di dalam kawasan Taman Nasional Baluran ini selalu ada hal yang "misterius" yaitu di beberapa titik ada truk yang mogok, entah karena rusak, ngeban, terperosok ke bahu jalan.
Di tengah hutan pada malam yang sepi dan gelap gulita tersebut disekitar truk yang mogok tersebut ada beberapa orang yang menyalakan semacam api unggun atau obor dan mengarahkan pengendara dari dua arah yang berlawanan agar bergantian karena jalan menyempit diokupansi badan truk yang mogok sambil tentu saja minta sumbangan sukarela.
Dan yang lebih aneh lagi pada siang haripun masih ada 1-2 truk atau 1-2 posisi yang jalannya "dijaga" oleh beberapa orang sambil mengarahkan pengendara yang lewat dan minta sumbangan sukarela. Selain karena truk mogok "penjagaan" jalan ini terkadang karena ada ranting atau pohon yang tumbang atau jalan rusak.
Lepas dari Taman Nasional Baluran artinya kita sudah dekat dengan pelabuhan Ketapang, sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil. Sebelum sampai ke ketapang kita akan melewati pinggiran pantai Watu Dodol.
Beberapa kilometer sebelum pelabuhan ketapang ternyata ada beberapa kios yang menawarkan tes swab antigen cepat yang buka 24 jam dengan tarif yang sangat murah berkisar 35-40 ribu rupiah saja. Padahal di klinik biasa di kota harganya paling sedikit 99 ribu rupiah.
Konon tes swab antigen di sini hanya butuh waktu sekitar 5 menit sudah dapat surat hasil tes antigen (hardcopy) dan sudah tercatat di aplikasi peduli lindungi, dan tidak perlu antri karena keberadaan klinik semacam ini semakin banyak semakin dekat dengan pelabuhan Ketapang.
Begitu tahu mudahnya tes swab antigen di sini cepat, tidak perlu antre, dan murah dalam hati agak menyesal juga kenapa sebelum berangkat harus terburu-buru tes swab antigen di kota, sudah jauh dari rumah, antri, mahal pula.
Memang tidak bisa dipungkiri, begitu tes swab antigen digunakan sebagai syarat untuk melakukan perjalanan dalam negeri, bisnis swab antigen ini tumbuh menjamur di kawasan seperti pelabuhan penyeberangan ini.
Karena banyak pemain yang masuk maka persaingan menjadi tidak sehat dan cenderung menghalalkan segala cara seperti tes asal-asalan, bahkan ada yang tanpa tes swab antigen bisa menerbitkan surat hasil test swab antigen yang hasilnya negatif.