Pertanyaan di atas sebenarnya sebenarnya tidak ada korelasinya namun kedua fakta tersebut yaitu Indonesia memiliki sumber gas alam yang melimpah dan harga LPG yang naik adalah memang benar adanya.
Pertama Indonesia memiliki cadangan gas alam terbukti (Natural Gas Proven Reserves) yang  cukup besar di dunia. Pada era 1970-1980, kita punya beberapa ladang gas alam yang sangat besar dan sudah terkenal seperti Arun di Aceh dan Bontang di Kalimantan Timur yang sekarang berubah nama menjadi blok Mahakam.
Pada tahun 2000-an, beberapa ladang gas alam skala besar juga mulai dieksploitasi seperti ladang gas alam Tangguh di Papua dan juga Terang-Sirasun-Batur (TSB) di lepas pantai sebelah timur Pulau Madura.
Cadangan gas alam yang masih sangat besar berada di kepulauan Natuna. Selain itu sumber gas alam juga terdapat di wilayah Sumatra Selatan, Jambi, Jawa barat, Jawa Timur dan daerah lain. Saat ini ladang  gas yang sedang dibangun adalah ladang gas Masela atau blok Masela di lepas pantai laut Arafura, Maluku.
Sesuai data yang dirilis oleh BP (British Petroleum) dan laporannya yang berjudul "Statistical Review of World Energy 2021 | 70th edition", cadangan gas alam terbukti yang dimiliki Indonesia sebesar 1,300 milyar meter kubik, sementara yang diproduksi per tahun rata-rata 60-70 milyar meter kubik.
Artinya bila cadangan gas alam ini terus menerus diproduksi dengan kapasitas 60-70 milyar per tahun maka cadangan ini akan habis dalam waktu sekitar 20 tahun.
Selain cadangan terbukti yang dapat segera diproduksi juga ada cadangan yang mungkin bisa diproduksi (probable reserves) yang jumlahnya berlipat kali dari cadangan terbukti (proven reserves).
Sementara itu konsumsi gas alam di dalam negeri per tahun sekitar 40-45 milyar kubik. Dengan total kapasitas produksi sekitar 60-70 milyar per tahun maka sisanya sekitar 20-25 milyar ditujukan untuk ekspor ke negara lain.
Gas alam yang akan dieskpor atau didistribusikan ke tempat yang jauh biasanya dalam bentuk cair atau disebut LNG (Liquid Natural Gas) sehingga mudah dan lebih praktis diangkut dengan kapal laut.
Fakta yang kedua adalah harga elpiji (LPG) saat ini jauh lebih tinggi dibanding harga gas alam atau LNG dan sejak tanggal 25 Desember 2021 harga elpiji non subsidi telah mengalami kenaikkan lagi.