Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

"Bisa Beli Mobil tapi Masih Mikir Beli Bensin", Pilih Transportasi Online atau Memiliki Mobil Sendiri?

22 Desember 2021   23:05 Diperbarui: 25 Desember 2021   00:54 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membeli mobil. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Singkat kata, karena terbius oleh kemewahan yang tampak dari mobil sedan ini dan harganya yang miring maka saya memutuskan untuk membeli mobil bekas ini, meskipun itu sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip awal saya. Saya sendiri sampai sekarang juga tidak habis pikir mengapa waktu itu bisa berubah pikiran dengan cepat, dan kebetulan waktu itu penjualnya juga ingin transaksi cepat-cepat closing.

Dan setelah memiliki mobil tersebut saya benar-benar menyesal, karena meskipun tampilannya mewah untuk jaman itu namun berkali-kali masalah mulai dari over heating, spare part yang waktunya diganti karena sudah berkali-kali "diakali" rusak lagi dan lain-lain. Intinya saya benar-benar dibuat capek oleh masalah yang datang silih berganti.

Akhirnya saya menyerah, kira-kira setahun kemudian mobil tersebut saya jual dengan harga lebih rendah dari harga beli, jadi ruginya dobel. Pertama rugi waktu dan pikiran karena masalah yang datang silih berganti kedua juga rugi uang yang cukup besar.

Setelah terjual rasanya lega, namun saya tidak punya cukup uang lagi untuk membeli mobil baru, karena beberapa bulan sebelum itu saya menikah dan memutuskan prioritas utama adalah membeli rumah atau lebih tepatnya kredit pembiayaan rumah.

Namun karena saat itu mobil merupakan kebutuhan meskipun tidak punya cukup uang akhirnya saya memutuskan untuk membeli mobil bekas lagi. Namun kali ini saya tidak mau jatuh ke lubang yang sama.

Kebetulan saya mendapatkan mobil yang "anti rewel", mudah perawatannya dan irit bahan bakarnya, yaitu mobil legendaris suzuki katana. Meskipun dari sisi kenyamanan kurang namun kelebihannya selama beberapa tahun saya pakai tidak pernah rewel atau mogok seperti mobil saya yang pertama.

Dalam memutuskan untuk membeli mobil entah itu baru apalagi bekas, yang  perlu diperhitungkan adalah biaya tambahan seperti biaya untuk melengkapi accessories untuk mobil baru atau biaya penggantian spare part untuk mobil bekas, kemudian biaya perawatan rutin, biaya asuransi, biaya pajak, biaya operasional seperti biaya bahan bakar, toll, parkir dan lainnya.

Jangan sampai kita "bisa membeli mobil tapi masih mikir beli bensin", kalau sudah seperti ini manfaat punya mobil sendiri akan tereduksi oleh masalah-masalah yang timbul karena tambahan biaya yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Dan bukan berarti jangan sama sekali membeli mobil bekas karena kemampuan dan kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Yang penting cermat dalam menghitung resiko dan biaya tambahan yang akan timbul.

Jadi, hal yang paling utama adalah bertanya kepada diri sendiri, apakah memiliki sebuah mobil benar-benar sebuah kebutuhan atau hanya sekedar keinginan. Bila kita "hanya" membutuhkan mobil sebagai sarana mobilitas maka di era digital saat ini layanan transportasi online patut dipertimbangkan karena jauh lebih efisien dan ekonomis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun