Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Etika Komunikasi Dapat Menyelamatkan Kita dari Berbagai Masalah Besar yang Seharusnya Tidak Terjadi

15 Desember 2021   20:49 Diperbarui: 16 Desember 2021   18:19 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi komunikasi dalam situasi sulit, Sumber: acuityppm.com 

Bagi sebagian besar orang mungkin sudah tidak asing lagi jika mendengar kata etika dalam berkomunikasi. Secara umum, etika komunikasi merupakan panduan moral atau norma-norma yang diterapkan dalam segala bentuk komunikasi manusia. Ini termasuk komunikasi antar pribadi, komunikasi di tempat kerja, komunikasi di media sosial dan segala bentuk komunikasi digital.

Etika dalam berkomunikasi meliputi sikap hormat dan menghargai lawan bicara, mau mendengarkan orang lain, jujur, tidak memfitnah, tidak menghina atau menjelek-jelekan orang lain di depan umum, menjaga privasi orang lain dan masih banyak lagi. Jadi etika dalam berkomunikasi adalah suatu adab atau norma kesopanan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Pada kondisi normal biasanya kita lebih mudah mengontrol emosi, sopan, dan menjaga etika komunikasi dengan baik. Namun dalam hidup kadang kita dihadapkan pada situasi yang tidak kita harapkan, menghadapi orang yang menjengkelkan, mau menang sendiri, arogan atau orang yang sengaja memprovakasi kita agar marah.

Pada situasi yang sulit seperti seperti diatas, kesabaran kita benar-benar diuji. Secara alamiah tubuh kita akan bereaksi terhadap situasi yang tidak kita harapkan, adrenalin meluap tanpa bisa kita bendung lagi. Akibatnya adalah tekanan darah naik, nafas memburu, emosi tingkat tinggi, dan pada titik ini amarah sudah tidak terelakkan lagi, rasanya kita mau meledak.

Pada saat amarah yang memuncak,  kita sudah lepas kendali, tidak bisa berfikir secara rasional lagi.  Kita melupakan semua sopan santun atau etika komunikasi, sebaliknya kita makin meninggikan suara, berteriak, membentak dan keluar kata-kata yang tidak sopan atau bahkan mungkin tindakan yang agresif seperti melempar, memukul atau menendang.

Amarah adalah reaksi emosional negatif yang bersifat kekerasan, yang dapat disertai dengan perubahan fisiologis dan psikologis. Intensitas kemarahan berkisar dari perasaan tidak puas sampai marah sekali atau murka.

Pada dasarnya bila dua orang saling meluapkan kemarahan dua-duanya kehilangan kendali diri dan dua-duanya pada posisi yang saling melukai baik secara verbal ataupun mungkin secara fisik. Namun demikian dalam norma-norma masyarakat kita, yang lebih muda biasanya akan disalahkan karena dianggap tidak sopan kepada orang tua.

Namun bila salah satu dapat mengendalikan diri dan tidak terprovokasi untuk menanggapi kemarahan lawan bicaranya, dia dalam posisi yang benar tidak melihat lagi lebih tua atau lebih muda.

Dapat mengendalikan diri dan menjaga etika komunikasi pada saat terjadi konflik atau gesekan dengan orang lain terkadang  dapat menyelamatkan kita dari masalah yang lebih besar. Seringkali kita tidak tahu siapa lawan bicara kita, bila ternyata orang yang punya kuasa atau punya pengaruh besar maka kemungkinan kita akan menghadapi masalah besar bila salah kata.

Ilustrasi komunikasi dalam situasi sulit, Sumber: acuityppm.com 
Ilustrasi komunikasi dalam situasi sulit, Sumber: acuityppm.com 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun