Membuat mobil dari awal tidak cukup hanya dengan kemampuan siswa dan guru setingkat SMK, bahkan jika itu didukung oleh Perguruan Tinggi Teknik terbaik di tanah air seperti ITB dan ITS.
Teknologi telah berkembang pesat, peralatan manufaktur terbaru, robot canggih dan kemajuan teknologi digital tidak mungkin diikuti dari awal, kalau kita belajar sekarang beberapa tahun lagi akan sudah ketinggalan jaman.
Untuk hal ini yang bisa dilakukan adalah membeli "teknologi" dari perusahaan kelas dunia dengan spesialisasi khusus di industri manufaktur otomotif seperti FFT, EBZ, GROB, Thyssenkrupp, AVL, MAG, Eisenmann dan Hirotec.
Perlu diingat bahwa perusahaan mobil, core bisnisnya adalah membuat mobil. Untuk membuat mobil diperlukan mesin-mesin dan peralatan khusus serta robot yang dibuat dan dikembangkan oleh vendor kelas dunia agar produktifitas dan kualitas selalu terjaga.
Jadi untuk membuat perusahaan mobil nasional yang diperlukan adalah komitmen dari Pemerintah, seberapa besar dana yang harus dikucurkan, kebijakan untuk mendukung dan melindungi industri ini baik dari sisi perundang-undangan, fasilitas atau subsidi, perbaikan yang berkesinambungan dan manajemen serta kontrol yang baik.
Di era industry 4.0Â ini tidak ada lagi istilah teknologi yang dirahasiakan, semua bisa dibeli, peralatan yang canggih, robot, AI dan lainnya. Kuncinya ada pada manajemen manufaktur yang baik, disiplin dan aturan yang tegas dan yang paling penting adalah menjaga rantai pasokan lokal maupun global.Â
Pada sebuah pabrik mobil menjaga rantai pasokan adalah hal yang penting karena sebuah mobil terdiri dari ribuan komponen yang tidak mungkin semuanya dibuat sendiri oleh pabrik mobil. Ada ekosistem industri yang mendukung sebuah pabrik mobil yang mensuplai komponen-komponen yang dibutuhkan yang jumlahnya ratusan pabrik.
Seperti pernah saya bahas dalam tulisan sebelumnya, untuk membuat sebuah mobil di pabrik mobil Toyota, dibutuhkan 2,000-3,000 komponen. Untuk menyediakan komponen sebanyak itu dibutuhkan supplier utama sebanyak 140 perusahaan. Dibawah supplier utama masih ada sub-sub supplier (ring 2 dan ring 3) yang jumlahnya 2-3 kali lipat. Sehingga total ada sekitar 500-an perusahaan yang mendukung pembuatan sebuah mobil.
Saya kurang tahu apakah Vinfast juga telah menyiapkan perusahaan pemasok sebanyak Toyota, mengingat mereka hanya fokus pada pembuatan sasis, bodi dan komponen lainnya, sementara untuk mesin mereka beli dari BMW.
Strategi ini juga diterapkan oleh pabrikan mobil asal China, mereka bekerja sama dengan perusahaan otomotif besar dunia untuk memasok mesin mobilnya. Pertimbangan lain menggunakan mesin mobil dari pabrikan mobil besar dunia adalah untuk memberikan jaminan kualitas dan rasa aman pada konsumen.
Bagaimana dengan strategi Mobnas Indonesia?