Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Korelasi Antara Upah Minimum dengan Produktivitas Pekerja, Dapatkah Ditemukan Titik Temunya?

22 November 2021   21:37 Diperbarui: 26 November 2021   07:54 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model Matematika untuk menemukan Titik Temu antara Kepentingan Pekerja dan Pengusaha, Sumber: Dokumentasi pribadi

Jadi benang kusut perselisihan antara karyawan-pengusaha-pemerintah tidak sesederhana yang tampak di permukaan dengan maraknya demo menentang UMP/UMK.

Bagi pengusaha, penggunaan tenaga kerja outsourcing merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Bagi karyawan outsourcing selamanya mereka "hanya" akan mendapatkan upah minimum berdasarkan UMP/UMK.

Meskipun pemerintah telah mengantisipasi hal ini dengan mengeluarkan aturan maksimal masa kontrak yang diperbolehkan hanya 3 tahun--tahun ini direvisi menjadi 5 tahun--namun dalam praktiknya hal ini mudah "diatur" sehingga banyak karyawan kontrak yang statusnya tidak berubah sampai belasan tahun, bahkan sampai pensiun.

Dalam hal ini kesamaan kepentingan antara pekerja dan pengusaha adalah perusahaan harus jalan agar karyawan bisa mendapatkan upah dan pengusaha dapat laba dari perusahaan. Titik temu ini dipengaruhi oleh tingkat persaingan industri yang sejenis dan produktivitas karyawan.

Semakin tinggi persaingan maka gaji dan laba perusahaan akan tertarik ke bawah, artinya laba perusahaan akan semakin kecil akibatnya gaji yang bisa diberikan juga semakin kecil.

Sebaliknya untuk produktivitas, semakin tinggi produktivitas, maka akan menarik laba perusahaan dan gaji karyawan naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah terkumpul ini selanjutnya dapat disusun model matematika program linear untuk menentukan nilai optimum yang mempertemukan antara kepentingan karyawan dan pengusaha.

Model Matematika untuk menemukan Titik Temu antara Kepentingan Pekerja dan Pengusaha, Sumber: Dokumentasi pribadi
Model Matematika untuk menemukan Titik Temu antara Kepentingan Pekerja dan Pengusaha, Sumber: Dokumentasi pribadi

Dengan menarik masalah sosial ke dalam model matematika kita akan dapat melihat sebuah masalah dengan lebih obyektif, rasional dan transparan.

Hal ini juga untuk meminimalkan prasangka, asumsi yang tidak benar, rumor atau kasak-kusuk yang saling menyalahkan antara pekerja dan pengusaha dalam memperjuangkan kepentingan masing-masing.

Kondisi di atas adalah kondisi yang ideal, dalam praktiknya sulit mengajak semua orang untuk berpikir rasional, logis, dan transparan. Banyak kepentingan, banyak asumsi, prasangka dan emosi yang bermain di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun