Untuk kasus yang terakhir ini memang jarang terjadi, namun dalam praktek ada kalanya dilakukan. Dalam kasus ini sebenarnya tergantung dari dua individu yang akan "diadu", bila keduanya berambisi menjadi pemenang maka skenario "adu domba" ini akan berlangsung sengit, sebaliknya bila salah satu menarik diri maka yang lebih berambisi akan naik posisinya.
Hal seperti ini terkadang dilakukan oleh manajemen karena faktor ambisi juga penting dalam menentukan karir seseorang. Seorang yang berbakat dan punya kapabilitas tinggi namun kurang ambisi terkadang tidak dipilih karena terkadang situasi membutuhkan pemimpin yang "strong" atau "pede", bukan hanya pintar.
Salah satu tugas manajemen adalah mengelola konflik yang terjadi di lingkungan kerja baik yang berdampak positif maupun negatif. Oleh karena itu manajemen harus berdiri di tengah dalam menyelesaikan konflik-konflik yang ada agar tidak merugikan perusahaan.
Mengelola konflik di tempat kerja sama seperti mengelola api, kalau api dijaga terlalu kecil nyalanya bisa padam dan menjadi dingin, namun bila terlalu besar nyalanya dan tidak terkendali bisa menghanguskan dan merusak semuanya.
Dari sudut pandang manajemen, stress di tempat kerja harus tetap ada dan memang dibutuhkan pada takaran tertentu. Batasan stress yang paling optimum untuk menghasilkan kinerja yang maksimum adalah titik dimana karyawan mulai merasa kelelahan atau fatique. Bila melewati titik ini, stress yang dialami oleh karyawan justru akan menghancurkan semangat kerja dan pada akhirnya menurunkan kinerja dan produktifitas karyawan secara keseluruhan.
Dan terakhir yang perlu diingat adalah, konflik biasanya melibatkan emosi masing-masing individu yang tidak bisa dilihat secara nyata. Selain itu ketahanan menerima stress pada tiap individu juga berbeda-beda.
Pemahaman ini sangat penting dalam mengelola konflik. Batasan tingkat stress yang paling optimum tidak sesederhana seperti yang nampak di permukaan. Jajaran manajemen puncak harus mampu melihat apa yang tersingkap dibaliknya. Diperlukan kearifan, kebijaksanaan dan kedewasaan dan tentu saja pengalaman serta "jam terbang" yang tinggi untuk menentukan batasan tingkat stress yang optimum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI