Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Antara Lagoeboti-Silalahi, Upaya Merajut Keunggulan Anak Bangsa ala Suku Batak

20 Oktober 2021   20:18 Diperbarui: 21 Oktober 2021   19:52 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Silalahisabungan, sumber: laketoba.travel

Lagoeboti, sebuah kecamatan di kabupaten Balige, mungkin banyak yang belum pernah mendengarnya. Ini adalah kisah dibalik perjalanan "incentive trip" hari pertama yang berawal dari hotel Labersa, Balige menuju ke Tao Silalahi, kabupaten Dairi.

Perjalanan "incentive trip" kali ini merupakan rangkaian kegiatan bagi para bloggers Kompasiana yang terpilih dalam lomba menulis tentang danau Toba yang disponsori oleh Kemenparekraf dan Kompasiana. Ada 10 penulis yang karyanya dipilih dari ratusan karya yang masuk dan kepada mereka diberikan hadiah jalan-jalan ke danau Toba selama 5 hari dari tanggal 12-16 Oktober 2021.

Dari 5 hari tersebut, efektifnya hanya 3 hari yang diisi dengan kegiatan konferensi dan jalan-jalan karena hari pertama dan terakhir digunakan untuk perjalanan dan registrasi.

Dari 3 hari efektif, agenda hari pertama adalah konferensi internasional mengenai danau Toba, dari pagi sampai menjelang sore yang berlangsung di TB Silalahi Center. Dua hari berikutnya diisi dengan kegiatan jalan-jalan.  Dan inilah kisah dibalik perjalanan hari pertama mengelilingi danau Toba.

Lagoeboti, sebuah kecamatan di kabupaten Balige yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Balige ke arah timur pada jalur lintas tengah Sumatra, Siborong-borong - Parapat. Sebagai sebuah kota kecamatan di pulau Sumatera tentunya tidak seramai atau selengkap kota-kota yang setingkat di pulau Jawa. 

Namun di kota kecamatan yang kecil ini ada yang dapat dibanggakan di kancah Nasional. Ya, apalagi kalau bukan SMA unggulan Del. Sekolah ini merupakan ranking ke-3 SMA terbaik di Indonesia berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LMPT) pada tahun 2020. 

Peringkat ini disusun berdasarkan nilai rata-rata UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) 2020. SMA Unggulan Del mendapatkan nilai rata-rata 598,523, sementara diurutan pertama tingkat nasional adalah SMAN Unggulan M.H Thamrin DKI Jakarta (601,683) dan posisi kedua adalah MAN Insan Cendekia Serpong Banten (599,654).  

Dengan pencapaian di atas, SMA Unggulan Del yang terletak di kecamatan Lagoeboti ini juga merupakan SMA terbaik yang ada di luar Jawa, sekaligus SMA yang terbaik di Pulau Sumatra. Sebagai salah satu SMA terbaik di Indonesia, lokasi SMA Del ini berada di daerah yang sangat jauh dari pusat kota, bahkan dari pusat kota kecamatan Lagoeboti masih berjarak sekitar 4km dan sekitar 12km lebih dari pusat kota kabupaten Balige.

Sekolah ini didirikan pada tahun 2012 di bawah naungan Yayasan Del, binaan Bapak Luhut Panjaitan yang sekarang menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 . Mayoritas siswanya berasal dari sekitar Danau Toba seperti kabupaten Toba, Tapanuli Utara, Samosir, Humbang Hasundutan, kota Medan, kota Pematangsiantar, dan beberapa lainnya berasal dari daerah lain.

Dalam perjalanan ini kami hanya lewat di depan jalan masuk menuju ke kompleks SMA Unggulan Del. Kami tidak singgah di lokasi ini karena agenda kami hari itu cukup padat. Destinasi pertama pada perjalanan ini adalah Taman Eden 100 Tobasa yang berjarak sekitar 45km dari kota Balige atau sekitar satu jam perjalanan dengan mobil.

Taman Eden 100 Tobasa terletak di tepi jalan lintas tengah Sumatra atau Jalan utama Siborong-borong -- Parapat, tepatnya di kecamatan Lumban Julu, kabupaten Toba Samosir (sekarang bernama Kabupaten Toba). Menurut penjelasan pengelola Taman Eden, Bapak Marandus Sirait tempat ini dinamakan Taman Eden karena merupakan tempat yang nyaman bagi manusia dan hewan untuk hidup berdampingan. Sedangkan angka 100 artinya ada 100 jenis pohon buah-buahan di tempat ini tidak termasuk pohon non-buah.

Taman Eden 100 Tobasa, menempati lahan seluas 40 hektar milik keluarga Sirait dan berdampingan langsung dengan ratusan atau ribuan hektar hutan milik Perhutani di area tersebut. Berbagai fasilitas wisata yang ditawarkan antara lain wisata alam atau eko wisata dengan lanskap hutan, pepohonan, air terjun, camping ground serta berbagai aktifitas seperti petik buah, hiking, trekking. Selain itu juga tersedia fasilitas lain seperti coffee house, orchids park, birding, rumah tarzan, gua kelelawar, dan lainnya.

Selama kunjungan kami disana kegiatan utama adalah melihat langsung budidaya tanaman Andaliman. Kami bisa melihat langsung pohon Andaliman dan memegang buahnya diantara rantingnya yang berduri. Buah pohon Andaliman ini bentuknya bulat kecil bergerombol, diameternya lebih besar sedikit dari merica namun lebih kecil dari biji kopi. Pohon Andaliman ini merupakan jenis pohon perdu dan tidak boleh terkena matahari secara langsung sehingga harus ada pohon besar disekitarnya sebagai peneduh.

Andaliman merupakan bumbu khas masakan Batak, sehingga dikenal dengan sebutan merica batak. Andaliman memiliki aroma jeruk yang lembut namun cukup pedas sehingga meninggalkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah. Khasiatnya yang mampu menghilangkan bau amis pada ikan mentah menjadikan Andaliman sebagai bumbu andalan dalam masakan khas Batak seperti arsik dan saksang.

Setelah mengunjungi Taman Eden 100, kami melanjutkan perjalanan menuju Tao Silalahi melewati jalur sepanjang pinggiran Danau Toba. Karena hari sudah siang rombongan berhenti untuk makan siang di Parapat, tepatnya di Damasus resto.

Rumah makan yang bernama Damasus ini ternyata lokasinya ada dua, yang satu berada tepat di pinggir jalan Parapat -- Siborong-borong namanya Warung Damasus Pinus dan satunya lagi harus keluar dari jalan utama turun sampai ke tepian danau Toba namanya Damasus Resto.

Ada kejadian menarik saat kami tiba di Warung Damasus Pinus, begitu tiba disana kami dengan yakin langsung masuk, menaruh tas dan langsung foto selfi di spot-spot yang menarik salah satunya seperti rumah pohon. Ketika sedang berfoto-foto ria disana rupanya ada info dari panita bahwa tempat makan siang rombongan kami bukan di sini. Langsung, saat itu juga kami segera kembali ke mobil.

Rupanya waktu driver mendapat instruksi dari panita bahwa tempat makannya bernama Damasus mereka kira yang di pinggir jalan, ternyata yang betul yang dipinggir danau Toba. Pantesan saat kami tiba di warung Damasus pinus tidak tampak persiapan makan siang untuk rombongan. Begitu kami tiba di Damasus Resto di tepi danau Toba ternyata semua makanan sudah siap diatas meja.

Setelah makan siang perjalanan dilanjutkan ke Silalahi dengan melewati kota-kota di sepanjang pesisir danau Toba, antara lain Sidamanik, Tiga Ras, Simarunjung, Saribu Dolok, Merek lalu turun melewati jalan ke arah air terjun Sipiso-piso kemudian lanjut lewat Paropo dan akhirnya kami tiba di Silalahi.

Tiba di Silalahi hari sudah menjelang sore, tujuan pertama adalah Tugu Silalahi yaang berada di sebelah hotel Debang resort tempat rombongan kami menginap.

Tugu Silalahi terletak di desa Silalahi. kecamatan Silalahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Tugu ini dibangun oleh keturunan Raja Silalahisabungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di berbagai daerah di seluruh dunia.

Tugu Silalahi ini merupakan bangunan yang ikonik dan sebagai landmark di kecamatan Silalahisabungan. Sebelum adanya pandemi setiap tahun diadakan Pesta atau Event di Tugu ini sebagai tempat berkumpul bagi para keturunan Raja Silalahisabungan yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia dan di luar negeri.

Para keturunan Raja Silalahisabungan yang hadir pada Pesta atau Event tahunan sebagian besar merupakan orang-orang yang telah berhasil dalam karir dan kehidupan pribadinya yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Mereka menegaskan jati dirinya sebagai etnis Batak, keturunan Raja Silalahisabungan yang berhasil membawa nama besar marganya dan leluhurnya.

Antara Lagoeboti-Silalahi, telah menegaskan kembali jejak dalam upaya merajut keunggulan anak bangsa, khususnya bagi keturunan suku Batak di kancah Nasional.

Epilog:

Seandainya setiap anak bangsa dari setiap suku di Indonesia terus berupaya meningkatkan keunggulan diri sehingga mampu berdiri sama tinggi dengan warga dunia lainnya, maka tidak butuh waktu lama bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang unggul dan disegani di kancah dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun