Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money

Membunuh dengan Pisau Pinjaman: Aplikasinya dalam Bisnis dan Kehidupan Nyata

1 September 2021   21:29 Diperbarui: 1 September 2021   21:54 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seberat apapun pekerjaan kita akan terasa ringan bila dikerjakan oleh orang lain.."  -- Cak Lontong --

Membunuh dengan pisau pinjaman artinya menggunakan sumber daya orang lain untuk kepentingan kita sendiri, siasat ini merupakan siasat #3 dalam karya klasik "36 Seni Perang China Kuno". Siasat ini bermain pada situasi dimana kita akan terhindar dari banyak kesulitan bila kita dapat menyebabkan atau meyakinkan orang lain untuk melakukan pekerjaan yang sulit dan beresiko.

Membunuh dengan pisau pinjaman merupakan salah satu siasat yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Pada masyarakat Jawa siasat ini muncul dalam alusi "nabok nyilih tangan", atau memukul dengan menggunakan tangan orang lain. Dalam cerita "Babad Tanah Jawi", dikisahkan bahwa Ken Arok menggunakan siasat ini untuk membunuh penguasa Tumapel, Tunggul Ametung dengan mempergunakan "tangan" Kebo Ijo.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari salah satu contoh nyata penggunaan siasat ini adalah menggunakan jasa pembunuh bayaran untuk menghabisi musuh atau menggunakan jasa debt collector untuk menagih hutang. 

Dalam dunia kerja, penguasa atau big-bos kadang menggunakan "tangan" bawahannya atau manajer dibawahnya untuk "menghukum" karyawan yang sering membuat masalah atau tidak kooperatif.

Dalam dunia bisnis, iklan adalah salah satu bentuk dari siasat ini. Di era saat ini banyak industri yang "meminjam pisau" dari artis terkenal, pesohor ataupun public-figure dengan cara menggunakan pengaruh atau ketenaran mereka untuk memperkenalkan atau mempropagandakan produk mereka. 

Christiano Ronaldo, Roger Federer, Maria Sharapova dan para pesohor lainnya menggunakan ketenaran dan prestasi mereka untuk mempengaruhi orang lain untuk menggunakan produk-produk brand tertentu.

Siasat ini juga digunakan secara halus oleh Greysia Polii, atlet bulutakngkis peraih medali emas olympiade Tokyo 2021. Greysia Polii yang juga sebagai pengusaha sepatu menggunakan momen saat bertemu Presiden Jokowi untuk mempromosikan produk sepatunya.

Bentuk lain dari penggunaan siasat ini adalah, terkadang perusahaan menunjuk akademisi, mantan pejabat atau mantan perwira militer untuk menduduki jabatan komisaris atau yang setara dengan tujuan memanfaatkan pengaruh mereka untuk kepentingan perusahaan.

Industri mobil China juga menggunakan siasat ini agar dapat bersaing di pasar mobil internasional yang didominasi merek terkenal dari Jepang, Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat. 

Di pasar mobil Indonesia saat ini ada dua pemain dari China yang mulai dilirik oleh konsumen yaitu Wuling dan DFSK. Wuling menggandeng General Motor (GM), salah satu produsen mobil terbesar dari Amerika Serikat. Sementara itu DFSK, mereka mengklaim bahwa induk perusahaan DFSK di China telah bekerjasama  dengan sejumlah produsen mobil dari Eropa seperti Renault, Citroen, Peugeot, serta Fiat.

Varian lain dari penerapan siasat ini dalam dunia bisnis adalah Brand Extension atau Brand Stretching. Brand awal yang telah mapan, dalam hal ini bisa diartikan sebagai "pisau pinjaman", digunakan untuk mengembangkan produk baru yang berbeda dari produk utamanya. 

Contohnya adalah Apple yang pada awalnya dikenal sebagai produsen komputer pribadi dengan kekuatan brand yang dimiliki Apple merambah ke produk lain seperti telepon pintar iPhone, jam pintar Apple Watch, Apple TV, dan berbagai jenis gadget lainnya. Demikian pula dengan brand lain seperti Samsung, Philip, Honda dan lainnya yang menyediakan rentang produk yang cukup luas untuk berbagai kebutuhan.

Meskipun siasat ini cukup efektif dipergunakan oleh industri dalam memperluas pasarnya, namun bila tidak berhati-hati dalam memakainya justru akan menjadi kontra produktif atau menjadi senjata makan tuan. Perusahaan yang belum memiliki brand yang kuat kemudian secara agresif melakukan diversifikasi dan memperluas pasar maka akan mengakibatkan perusahaan menjadi kurang fokus dan kalah bersaing dengan pemain utama di masing-masing segmen.

Salah satu contoh dari kasus ini adalah International Harvester Co. (IHC), perusahaan otomotif dan peralatan berat dari Amerika Serikat yang akhirnya tutup di tahun 1985. 

Pada saat itu IHC masuk ke sektor kendaraan truk berat dan bersaing dengan GM dan Ford, di sektor alat berat konstruksi berhadapan dengan Caterpillar dan sektor alat pertanian bersaing dengna John Deere. Persaingan yang berat di semua sektor secara serentak membuat perusahaan tidak bisa fokus, akibatnya di masing-masing sektor mereka kalah bersaing dan akhirnya tutup.

Dalam dunia intelijen atau dalam situasi perang siasat ini sering diterapkan dengan cara menyebarkan perselisihan di pihak musuh sehingga mereka saling membunuh di antara mereka sendiri. 

Dalam sejarah bangsa Indonesia, siasat ini dikenal dengan nama politik devide et impera, memecah belah dan mengadu domba. Siasat ini dampaknya sangat dahsyat bagi bangsa Indoesia sehingga selama 350 tahun dikuasai oleh bangsa lain. 

Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tetap bersatu dan tidak akan goyah dalam menghadapi segala hasutan dan godaan dalam bentuk apapun dari pihak manapun yang tidak menginginkan Indonesaia Jaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun