Fans sepak bola biasnya mempunyai fansbase dimedia social seperti Instagram atau grup feacebook. Adanya fansbase ini dipergunakan untuk media komunikasi. Tidak hanya untuk komunikasi saja, dalam fansbase tersebut jg sering terjadi kegiatan jual beli, seperti jersey yang dikeluarkan pada tahun-tahun 90an atau bahkan yang tergolong jersey rare.Â
Dalam komunitas ini mereka melakukan komunikasi via grup whatsapp. Fungsi komunikasi ini untuk mendapatkan informasi mengenai pertandingan selanjutnya, mengetahui kegiatan ada kegiatan apa lagi atau untuk update informasi mengenai dunia sepakbola.
Didunia sepakbola tentu saja semua club mempunyai fans nya masing-masing, bukan hanya sepakbola bahkan olahraga lainnya juga pasti ada fansnya. Didalam sepakbola banyak yang menjadi fans club-club tertentu karena sejarah dari clubnya, drama sepakbolanya, bahkan ada karena dia menyukai salah satu pemain diclub tersebut. Perilaku fans sepakbola pasti tidak lepas dari stigma rusuh,Â
tidak lain karena hal ini emang banyak ditemui dimana-mana, seperti PSIM Jogja dengan Persis solo. Dalam Komunitas Brajamoelok ini yang hanya berisikan dari perempuan-perempuan yang menyukai club PSIM.Â
Fans perempuan PSIM ini juga banyak yang melakukan perilaku fanatisme. Mereka seperti menggunakan kaos, syal, topi, dan jaket atau mencoret-coret wajah dan tubuh mereka dengan identitas club untuk menunjukan bahwa mereka tergabung dengan fans PSIM dan juga menunjukan mereka mempunyai ikatan secara emosional dengan club tersebut sehingga mereka rela mencoret-coret wajahnya.
Brajamoelak ini dating untuk ke stadion sepakbola bukan hanya sekedar bunga penghias pagar. Para wanita ini juga ikut andil dalam beberapa koreografi dan nanyian-nyanyian untuk membuat tim menjadi semangat atau untuk menjatuhkan mental lawan lewat psywar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H