Mohon tunggu...
Rudy KURNIAWAN
Rudy KURNIAWAN Mohon Tunggu... Buruh - Penjual Jasa

Keadilan, Sosial dan Kesejahteraan bagi Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Masih Pancasila

30 Juli 2024   10:06 Diperbarui: 30 Juli 2024   10:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih pancasila Tuan!!!  aku masih berketuhanan yang maha esa

masih memiliki adab, memiliki malu, aku juga masih memiliki akal sehat

aku tidak berkhianat, aku juga masih patuh dan taat tetapi maaf tidak kepada Tuan

tertanam sejak usia dini oleh pelukan ibu pertiwi, oleh kasih surgawi

dan lihat....lihatlah oleh tuan, apa yang bisa kalian saksikan maka saksikan

dari aku seorang santri yang berjalan di atas serakan sampah 


Aku masih pancasila Tuan!!! aku masih berkemanusiaan adil beradab

memerdekakan hak, bukan sedang merongrong kuasa Tuan

sebab aku tidak ada urusan dengan pribadimu selain kuasamu yang biadab

otak kotor dan mesum mu yang tiada norma, dan lakumu yang tak menunjukan kemanusiaan

coba saja tuan menghadap kaca, ada bisikan disana "turunlah segera agar tak terkutuk binasa"

ada gambar disana, ya...itu gambar simbol keserakahan dan lupa ingatan


Aku masih pancasila Tuan,,,aku berdiri disini untuk menjaga kesatuan republik indonesia

aku ingin melihat kemajemukan bangsa, untuk satu pengharapan

bukan untuk memperpecah belah, bukan untuk kudeta

seperti tuan yang cuma memperkaya diri dan keluarga

yang perduli dan membela hanya dari golongannya saja

golongan anjing, babi dan binatang tak punya otak


Aku masih pancasila Tuan,,,aku berdiri disini menuntut jiwa pemimpin yang tak lagi hikmat

aku berdiri disini mengajak tuan berdiskusi tentang nasib bangsa ini

tapi tuan malah sembunyi, tapi tuan malah menutup telinga, Tuan seperti kuda tuli

kuda yang ditutup telinga dan matanya

dan hanya berjalan ketika cambut memecut tubuh tuan


Aku masih pancasila Tuan, dan ini syair kelima ku

mengutamakan keadilan, sosial  untuk kemanusiaan yang berdiri untuk bangsa ini

bukan sekedar melempar tai atau air kencing untuk meracuni tanah pertiwi

aku dan tuan jelas tergambar perbedaan antara liberal dan nasional

antara aristokrasi dan demokrasi


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun