Mohon tunggu...
Rudy Hidayat
Rudy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta || 20107030146

Hanya melakukan apa yang disukai selama tidak melanggar aturan dan yang menjadi kewajiban, selebihnya tidak ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Desa Tanpa Orang Tua di Thailand

8 Maret 2021   17:48 Diperbarui: 8 Maret 2021   18:25 3609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena hal inilah yang membuat Pimrypie berempati untuk menyumbang uang pribadinya ke Desa ini. Kedatangan Pimrypie ke desa tersebut benar-benar menjadi berkah untuk mereka. Mereka diberikan sepatu, tv, lampu senter, dibuatkan panel surya supaya disana terdapat listrik, serta dibuatkan kebun kecil agar mereka mulai bercocok tanam dan mendapatkan makanan yang sehat. Total sumbangan yang diberikan Pimrypie kepada desa tersebut berjumlah sekitar 500.000 Bath.

Video tentang charity yang dilakukan oleh Pimrypie terhadap desa Ban Mae Kerb yang diunggap pada saat perayaan Hari Anak ini, menimbulkan kisruh di Thailand. Masyarakat disana tidak menyangka bahwa di negara mereka terdapat tempat seperti itu.

Mereka ribut tentang kurangnya kesetaraan dan pembangunan di Thailand. Masyarakat Thailand mulai menyalahkan pemerintah akibat hal tersebut. Bahkan mereka mulai membandingkan Pimrypie dengan Raja, bahwa kinerja Pimrypie lebih baik ketimbang pemerintah, karena Raja dapat mengeluarkan 54 juta Bath untuk merenovasi toilet di jet pribadinya, tetapi tidak bisa mengeluarkan hanya 500 ribu Bath untuk rakyatnya sendiri.

Tidak hanya itu, pemerintah malah melakukan blunder kembali, kantor pendidikan setempat malah mengeluarkan surat pengumuman yang isinya ada 3 poin :

  • Guru-guru voulenteer dilarang meminta dana lewat charity.
  • Dilarang mengunggah dan berkomentar tentang kasus tersebut di media sosial.
  • Desa tersebut dilarang menerima bantuan dari orang lain atau dari pihak luar.

Setelah keluarnya surat pengumuman tersebut, pemerintah semakin diserang oleh masyarakat, sampai akhirnya pada hari Senin, 11 Januari 2021 pemerintah mengeluarkan kembali surat yang menyatakan bahwa surat pengumuman sebelumnya itu dibatalkan, karena terdapat miskom dalam hal tersebut.

Akhirnya, pemerintah ikut menyumbangkan sebuah panel surya ke desa Ban Mae Kerb tersebut. Namun, panel surya yang diberikan oleh pemerintah tidak lebih baik dari yang diberikan oleh Pimrypie. Bahkan dalam segi harga, yang dari Pimrypie itu masuk dalam budget yang 500 ribu Bath, sedangkan dari pemerintah masuk ke proyek 45 juta Bath di Distrik Omkoi, Chiangmai.

Melansir dari Bangkok Post, menurut Departemen Taman Nasional, Margasatwa dan Konservasi Tumbuhan, Ban Mae Kerb ini memiliki 177 penduduk etnis Karen dari 41 keluarga. Mereka dianggap sebagai komunitas baru. Data dari Kantor Perencanaan dan Kebijakan Energi menunjukkan desa ini termasuk di antara 8.000 komunitas di Utara yang masih belum memiliki akses listrik.

Rupanya, ada alasan tertentu mengapa Ban Mae Kerb tidak mendapat akses listrik. Hal ini karena Ban Mae Kerb dibangun di atas tanah negara, dan PEA selaku Otoritas Listrik Provinsi tidak pernah menerima permintaan untuk memasang listrik di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun